Kamis, 10 Mei 2012

tradisi melasti


TRADISI PEMELASTIAN DI DESA KEMANG MERTA KECAMATAN BATURITI
Melasti merupakan salah satu upacara keagamaan umat hindu di bali. Upacara melasti  yang sering disebut upacara melis merupakan tahapan yang dilalui sebelum hari raya nyepi dilaksanakan. Upacara melasti disetiap daerah dibali memiliki penangalan yang berbeda anatara daerah yang satu dengan  yang lainnya namun umumnya dilaksanakan sebelum hari raya nyepi berlangsung. Upacara ini umunya dilaksanakan di segara atau pantai maupun sumber air lainnya namun bagi daerah yang tidak memiliki pantai dilaksanakan sesuai dengan kebijakan daerah tersebut seperti danau, sungai, bulakan maupun lainnya. Upacara melasti dilaksanakan dengan tujuan penyucian antara buana agung dan buana alit. Buana agug disini adalah alam semesta yang dihujutkan oleh simbul-simbul suci tuhan seperti; senjata-senjata suci maupun pretima-pretima. Sementara Buana alit disini adalah penyucian dari pikiran manusia itu sendiri sehingga manusia dapat berpikir secara positif maupun dapat berinteraksi secara harmonis dengan sesamannya.
Upacara melasti diera kekiniannya mengalami perkembangan seiring dengan kemajuan jaman. Bagi masyarakat dibali kecenderungan memilih melaksanakan upacara melasti disegara. Dengan menggunakan transfortasi sehingga bagi daerah yang tidak mempunyai pantai dapat melaksanakan upacara melasti di segara.  Namun didaerah daerah saya memiliki keunikan tersendiri . Daerah saya berada di desa Kemang Merta Kecamatan Baturiti. Ditinjau dari kondisi  daerah yang berada didataran tinggi memiliki sumber air berupa  danau maka upacara pemelastian didearah saya identik dilakukan di danau beratan. Upacara melasti dilaksanakan di danau dengan tahapan kegiatan yang dapat dipaparkan sebagai berikut;
 I.         Tahap Pendahuluaan
Melaksanakan ritual keagaamaan di pura trikayangan tahapan ini dilaksanakan dengan melasanakan persembahayangan di pura trikayangan yang identik didaerah saya adalah dilaksanakan di pura desa. Tujuan dari pelaksaan ini adalah meminta ijin kepada tuhan sang hyang widhi untuk melaksanakan upacara melasti.
 II.      Tahap Pelaksanaan
Menggotong sarana dan prasarana pemelastian yang sering disebut dengan mendak ide betara kedanau oleh karma pemedek. Deagan  membawa sarana prasarana pemelastian yakni ; Pretima, senjata dewatanawasanga, tedung, tombak, prelingga, keris, banten sebagai sarana pemelastian ke danau diiringi dengan gambelan-gambelan. Sesamapainnya di tempat upacara dilaksanakan upacara persembahyangan sebagai sujut bakti kehadapan ida sang hyang widhi wasa berhujut betara waruna dipimpin oleh tokoh spiritual. Selesainnya persembahyangan senjata-senjata dan simbul suci tuhan dibersihkan secara niskala di danau.
III.      Tapan penutup
Setelah tahapan pelaksanaan dilaksanakan maka diikuti dengan tahapan penutup pun dilaksanakan yakni mengembalikan senjata maupun simbul suci tuhan di pura desa ditutup dengan persembahyangan bersama yang dilaksanakan dipura desa.
Upacara pemelastian yang telah dilaksanakan didesa kemangmerta dipandang memberikan kontribusi positip terhadap adat dan tradisi yang telah dipegang erat secara turun temurun dalam menyambut hari raya nyepi. Sehingga patut kiranya dipertahankan secara turuntemurun bagi pengepon trikayangan desa kemangmerta sehingga nantinya keseimbangan antara buana agung dan buana alit dapat terjaga secara harmonis.


Tidak ada komentar: