TRADISI PEMELASTIAN DI
DESA KEMANG MERTA KECAMATAN BATURITI
Melasti merupakan salah satu upacara keagamaan umat
hindu di bali. Upacara melasti yang
sering disebut upacara melis merupakan tahapan yang dilalui sebelum hari raya
nyepi dilaksanakan. Upacara melasti disetiap daerah dibali memiliki penangalan
yang berbeda anatara daerah yang satu dengan
yang lainnya namun umumnya dilaksanakan sebelum hari raya nyepi
berlangsung. Upacara ini umunya dilaksanakan di segara atau pantai maupun sumber air lainnya namun bagi daerah yang
tidak memiliki pantai dilaksanakan sesuai dengan kebijakan daerah tersebut
seperti danau, sungai, bulakan maupun lainnya. Upacara melasti dilaksanakan
dengan tujuan penyucian antara buana agung dan buana alit. Buana agug disini
adalah alam semesta yang dihujutkan oleh simbul-simbul suci tuhan seperti;
senjata-senjata suci maupun pretima-pretima.
Sementara Buana alit disini adalah penyucian dari pikiran manusia itu sendiri
sehingga manusia dapat berpikir secara positif maupun dapat berinteraksi secara
harmonis dengan sesamannya.
Upacara melasti diera kekiniannya mengalami
perkembangan seiring dengan kemajuan jaman. Bagi masyarakat dibali
kecenderungan memilih melaksanakan upacara melasti disegara. Dengan menggunakan
transfortasi sehingga bagi daerah yang tidak mempunyai pantai dapat
melaksanakan upacara melasti di segara.
Namun didaerah daerah saya memiliki keunikan tersendiri . Daerah saya
berada di desa Kemang Merta Kecamatan Baturiti. Ditinjau dari kondisi daerah yang berada didataran tinggi memiliki
sumber air berupa danau maka upacara
pemelastian didearah saya identik dilakukan di danau beratan. Upacara melasti
dilaksanakan di danau dengan tahapan kegiatan yang dapat dipaparkan sebagai
berikut;
I.
Tahap
Pendahuluaan
Melaksanakan
ritual keagaamaan di pura trikayangan tahapan ini dilaksanakan dengan
melasanakan persembahayangan di pura trikayangan yang identik didaerah saya
adalah dilaksanakan di pura desa. Tujuan dari pelaksaan ini adalah meminta ijin
kepada tuhan sang hyang widhi untuk melaksanakan upacara melasti.
II.
Tahap
Pelaksanaan
Menggotong
sarana dan prasarana pemelastian yang sering disebut dengan mendak ide betara
kedanau oleh karma pemedek. Deagan
membawa sarana prasarana pemelastian yakni ; Pretima, senjata
dewatanawasanga, tedung, tombak, prelingga, keris, banten sebagai sarana
pemelastian ke danau diiringi dengan gambelan-gambelan. Sesamapainnya di tempat
upacara dilaksanakan upacara persembahyangan sebagai sujut bakti kehadapan ida
sang hyang widhi wasa berhujut betara waruna dipimpin oleh tokoh spiritual.
Selesainnya persembahyangan senjata-senjata dan simbul suci tuhan dibersihkan
secara niskala di danau.
III.
Tapan penutup
Setelah
tahapan pelaksanaan dilaksanakan maka diikuti dengan tahapan penutup pun
dilaksanakan yakni mengembalikan senjata maupun simbul suci tuhan di pura desa
ditutup dengan persembahyangan bersama yang dilaksanakan dipura desa.
Upacara
pemelastian yang telah dilaksanakan didesa kemangmerta dipandang memberikan
kontribusi positip terhadap adat dan tradisi yang telah dipegang erat secara
turun temurun dalam menyambut hari raya nyepi. Sehingga patut kiranya
dipertahankan secara turuntemurun bagi pengepon trikayangan desa kemangmerta
sehingga nantinya keseimbangan antara buana agung dan buana alit dapat terjaga
secara harmonis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar