BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam era globalisasi ini, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sangat pesat, sehingga menawarkan banyak sekali
kemudahan-kemudahan aktivitasnya. Kehadiran teknologi dimaksudkan untuk
mencapai hasil yang lebih baik dengan efesien efektivitas. Salah satu kemajuan
teknologi pada dewasa ini yaitu berkembangnya komputer secara pesat.
SIG merupakan sistem berbasis komputer yang didesain
untuk mengumpulkan, mengelola, memanipulasi, dan menampilkan informasi spasial
(keruangan) berupa informasi yang mempunyai hubungan geometrik dalam arti bahwa
informasi tersebut dapat diukur, dihitung, dan disajikan dalam sistem koordinat
rujukan/bidang hitung yang baku, dengan data berupa data digital yang
terdiri dari data posisi (data spasial) dan data semantiknya (data atribut).
SIG dapat mempresentasikan dunia nyata diatas
monitior komputer sebagaimana
lembaran peta dapat mempresentasikan dunia nyata di atas kertas. Tetapi SIG
memiliki kekuatan lebih fleksibilitas dibandingkan lembaran pada kertas. SIG
dapat menentukan lokasi yang sesuai untuk pengembangan lokasi permukiman
penduduk yang memiliki beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Kemampuan SIG
secara eksplisit adalah: memasukkan data dan mengumpulkan data geografi
(spasial dan atribut), mengintegrasikan data geografi, memeriksa, meng-update
data geografi, menyimpan dan membuka kembali data geografi, mempresentasikan
atau menampilkan data geografi, mengilah data geografi, menganalisa data
geografi, menghasilkan keluaran
(out-put) data geografi dalam bentuk: peta tematik (view dan lay-out), table,
grafik, laporan dan lainnya baik dalam bentuk hard copy maupun soft copy.
SIG merupakan system computer yang powerful baik
dalam menangani basis data spasial (peta digital) maupun basis data non spasial
(atribut). ER Mapper adalah suatu software (perangkat lunak) yang digunakan
untuk mengolah data citra atau satelit. ArcView merupakan sebuah software pengolah data spasial yang memiliki
berbagai keunggulan yang dapat dimanfaatkan oleh kalangan pengolahan data
spasial. ArcView memiliki
kemampuan dalam pengolahan (editing arc), menerima atau konversi dari data
digital lain seperti CAD atau dihubungkan dengan data image seperti format JPG.
Ada banyak pengertian tentang SIG (Sistem Informasi Geografis),
namun dari berbagai pengertian memiliki makna yang sama. Istilah SIG merupakan
gabungan dari tiga istilah yaitu sistem, informasi dan geografis. Sistem
merupakan rangkaian dari berbagai komponen. Informasi merupakan data yang telah
diorganisasi ke dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan manusia. Geografis
merupakan hal yang berkaitan dengan bumi atau keruangan (spasial). Jadi SIG
merupakan suatu rangkaian dari berbagai komponen yang memberikan informasi
kepada para pengguna data yang berkaitan dengan bumi atau spasial. Menurut Eddy
Prahasta (2002: 49) mengatakan bahwa SIG merupakan sejenis perangkat lunak yang
dapat digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanipulasi, menampilkan, dan
keluaran informasi geografis berikut atribut-atributnya.
SIG memiliki
peran yang penting pada masa kini dan mendatang, salah satunya sebagai sumber
informasi berupa peta yang beragam tergantung kebutuhan. Maka untuk
menindaklanjuti hal ini penulis mengangkat judul “TEKNIK PEMBUATAN PETA
PENGGUNAAN LAHAN (PETA TEMATIK) SECARA DIGITAL (Implementasi Dari Sistem Informasi Geografis).
1.2.Rumusan masalah
1.2.1.
Bagaimana
langkah-langkah pembuatan peta penggunaan lahan secara digital?
1.3.Tujuan penulisan
1.3.1.
Untuk
mengetahui langkah-langkah pembuatan peta penggunaan lahan secara digital.
1.4.Manfaat Penulisan
1.4.1. Teoritis
Secara teoritis laporan ini bermanfaat sebagai referensi dalam mengetahui
tentang tehnik pembuatan peta secara digital menggunakan program ArcView.
1.4.2. Praktis
Secara praktis laporan
ini bermanfaat sebagai data acuan dalam membantu pembuatan peta secara digital bagi
pembuat karya tulis selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Tentang Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan yaitu setiap bentuk campur
tangan manusia terhadap sumber daya lahan, baik sifat menetap maupun merupakan
daur ulang yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebendaan maupun
kejiwaan (spritual) atau kedua-duanya. Dari pengertian tersebut dapat dilihat
bahwa penggunaan lahan sangat erat kaitanya dengan aktivitas manusia dan sumber
daya lahan. Oleh karena itu penggunaan lahan bersifat dinamis, mengikuti perkembangan kehidupan manusia dan budaya.
Adapun contoh penggunaan lahan adalah pemukiman, lapangan, jalan, sawah, kebun
campuran, sungai, lahan kosong, tegalan dan sebagainya.
2.2. Tinjauan tentang Sistem Informasi Geografi
Pada
dasarnya, istilah sistem imformasi geografis merupakan gabungan dari tiga unsur
pokok yaitu sistem, informasi, dan geografis. Dengan demikian pengertian
terhadap ketiga unsur-unsur pokoknya, maka jelas SIG merupakan salah satu
sistem informasi, dengan tambahan unsur geografis jadi SIG merupakan suatu
sistem yang menekankan pada unsur informasi geografis.
Sistem
Sistem dapat didefinisikan sebagai sekumpulan
objek, ide, yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan atau sasaran bersama.
Informasi
Imformasi
adalah data yang telah diorganisasikan kedalam bentuk yang sesuai dengan
kebutuhan seseorang, manager, staf atau orang lain didalam suatu organisasi
atau perusahaan.
Geografi
Geografi berasal dari gabungan kata geo dan graphy. Geo
berarti bumi, sedangkan graphy berarti proses penulisan, sehingga geografi
berarti penulisan tentang bumi. Secara ringkas pengertian geografi mencakup
hubungan manusia dengan tempat mereka berpijak dan mnguasai sumberdaya untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu alat dalam melukiskan keruangan adalah
dalam bentuk informasi hubungan spasial yang dikenal sebagai peta. Peta
merupakan cara komunikasi grafis dari pembuat peta mengenai aspek spasial
permukaan bumi, baik ukuran kecil ataupun seluruh permukaan bumi.
S I G
Cukup sulit untuk memberi batasan Sistem Informasi Geografis (SIG) atau dalam bahasa Inggris: Geographic Information System (GIS) karena banyaknya cara untuk
mendefinisikan dan mengklasifikasikannya. Penekanan-penekanan dalam SIG juga
beraneka ragam. Beberapa berpendapat bahwa perangkat lunak dan keras adalah
fokus utama, sedangkan yang lain berpendapat bahwa intinya adalah proses
informasi/aplikasi.
Menurut Aronoff
(1989) dalam Eddy Prahasta (2002), SIG adalah sistem yang berbasiskan komputer
yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi imformasi-imformasi geografi.
SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan
fenomena dimana lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau kritis
untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki
empat kemampuan berikut dalam menangani data yang bereferensi geografi:
memasukan, menejemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), analisis dan
manipulasi data, dan keluaran.
Dapat disimpulkan bahwa SIG merupakan suatu alat, metode, dan
prosedur yang mempermudah dan mempercepat usaha untuk menemukan dan memahami
persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan yang ada dalam ruang muka bumi.
Keywords yang menjadi titik tolak perhatian SIG adalah lokasi geografis dan
analisis spasial yang secara bersama-sama merupakan dasar penting dalam suatu
sistem informasi keruangan
SIG merupakan sistem berbasis komputer yang
didesain untuk mengumpulkan, mengelola, memanipulasi, dan menampilkan informasi
spasial (keruangan) berupa informasi yang mempunyai hubungan geometrik dalam
arti bahwa informasi tersebut dapat diukur, dihitung, dan disajikan dalam
sistem koordinat rujukan/bidang hitung yang baku, dengan data berupa data digital
yang terdiri dari data posisi (data spasial) dan data semantiknya (data
atribut).
Komponen SIG
Komponen
utama Sistem Informasi Geografis dapat dibagi ke dalam lima komponen utama,
yaitu:
·
Perangkat keras (Hardware)
·
Perangkat lunak (Software)
·
Pemakai (User/brainware)
Data
Untuk mendukung suatu Sistem Informasi
Geografis, pada prinsipnya terdapat dua jenis data, yaitu:
- Data spasial, data yang berkaitan dengan aspek keruangan dan merupakan data yang menyajikan lokasi geografis atau gambaran nyata suatu wilayah di permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta, atau pun gambar dengan format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang memiliki nilai tertentu.
- Data non-spasial, disebut juga data atribut, yaitu data yang menerangkan keadaan atau informasi-informasi dari suatu objek (lokasi dan posisi) yang ditunjukkan oleh data spasial. Salah satu komponen utama dari Sistem Informasi Geografis adalah perangkat lunak (software). Dalam pendesainan peta digunakan salah satu software SIG yaitu MapInfo Profesional 8.0. MapInfo merupakan sebuah perengkat lunak Sistem Informasi Geografis dan pemetaan yang dikembangkan oleh MapInfo Co. Perangkat lunak ini berfungsi sebagai alat yang dapat membantu dalam memvisualisasikan, mengeksplorasi, menjawab query, dan menganalisis data secara geografis. Adapun beberapa teori yang mendukung dalam kegiatan praktek SIG adalah :
a)
SIG merupakan suatu kelompok yang terdiri dari
perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumber data manusia yang
bekerja sama secara efektifuntuk menangkap, menyimpan, memperbaiki,
memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisis dan
menampilkan suatu data dalam suatu informasi berbasis geografis.
b)
ER MAPPER adalah suatu software (perangkat lunak) yang
digunakan untuk mengolah data citra dan satelit.
c)
Pengolah data citra merupakan suatu cara manupulasi
data citra atau pengolahan suatu data citra menjadi suatu keluaran (output)
yang sesuai dengan yang diharapkan.
d)
Arc view adalah suatu software (perangkat lunak)
pengolahan data spasial yang memiliki berbagai keunggulan yang dapat
dimanfaatkan oleh pengolah data special. Arc view juga memiliki kemampuan dalam
pengolahan atau editing arc, menerima atau konversi dari data digital lain seperti
CAD atau dihubungkan dengan data image seperti format JPG, TIFF, ERS dan ALG.
e)
Lay-out adalah sebuah proses menata dan merancang
letak-letak proper peta, seperti judul peta, legenda, orientasi, label dll.
f)
Input Device adalah perlengkapan untuk memasukkan data
ke dalam SIG, misalnya: keyboard, mouse, scanner, kamera digital.
g)
Output Device adalah perlengkapan yang digunakan untuk
mempresentasikan data dan informasi SIG.
h)
Sofware merupakan program untuk menjalankan tugas-tugas
SIG seperti: ER mapper, Arc view, map info dan surver.
i)
Data raster adalah data yang menampilkan struktur
matrik atau pixel yang membentuk Grid, data raster disebut juga data citra.
j)
Data vector adalah data yang menampilkan data special
dangan menggunakan titik, polygon, beserta atributnya.
k)
Interpretasi Citra merupakan perbuatan mengkaji foto
udara dan ciyra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti
pentingnya objek tersebut.
l)
Identifikasi
merupakan upaya mencirikan objek yang telah di deteksi dengan menggunakan
keterangan yang cukup.
m)
Deteksi merupakan penentuan ada tidaknya suatu objek
pada citra sehingga diperolah hasil objek yang diinginkan dan hasilnya dapat
digunakan bagi pengguna data.
2.3. Tinjauan Tentang Program ArcView
ArcView
merupakan salah satu perangkat lunak dekstop sistem informasi geografis dan
pemetaan yang telah dikembangkan ESRI (Environmental Systems Research
Institute, Inc). Adanya program ArcView ini menyebabkan pengguna dapat
melakukan visualisasi, mengeksplor, menjawab Query (baik basis data spasial maupun
non spasial), menganalisa data secara geografis, dan sebagainya (Eddy, 2004: 1).
Menurut
Eddy Prahasta (2004: 5), ArcView mengorganisasi sistem perangkat lunak dengan
beberapa komponen-komponen penting yaitu:
1. Project yaitu suatu
unit organisasi tertinggi di dalam ArcView, atau suatu file yang digunakan
untuk menyimpan, mengelompokkan, dan mengorganisasikan semua
komponen-komponen program: view, theme,
table , Chart, layout, dan script dalam satu kesatuan yang utuh. Sebuah project
dapat disimpan dan ditampilkan di dalam program ArcView. Project Arcview
diimplementasikan dalam sebuah file teks (ASCII) dengan nama belakang
(extension) “APR”.
2. Theme yaitu suatu
bangunan dasar sistem ArcView. Themes merupakan kumpulan dari beberapa layer
ArcView yang membentuk suatu tematik tertentu. Sumber data yang dapat
direpresentasikan sebagai theme adalah shapefile, coverage (ArcInfo), dan citra
raster.
3. View merupakan
representasi garis informasi spasial
dan dapat menampung beberapa layer atau theme informasi spasial (titik, garis,
poligon, dan citra raster). Sebagai contoh persebaran kota (dot/titik),
sungai-sungai (line/garis), dan permukiman (poligon/area) dapat membentuk
sebuah theme dalam sebuah view.
4. Table merupakan
representasi data ArcView dalam bentuk sebuah tabel. Sebuah table akan berisi
informasi deskriptif mengenai layer tertentu. Setiap baris data mendefinsikan
sebuah entry (misalnya informasi batas propinsi) di dalamnya basis data
spasial, setiap kolom (field) mendefinisikan atribut atau karakteristik dari entry
(misalnya nama, luas, jumlah, lokasi, dan sebagainya suatu propinsi bersangkutan).
5.
Chart merupakan representasi grafis dari resume tabel
data. Chart juga merupakan hasil suatu query terhadap suatu tabel data. Bentuk
chart didukung oleh ArcView yaitu line, bar, column, xy scatter, area, dan pie.
6.
Layout merupakan tampilan yang sering digunakan untik menggabungkan semua
dokumen (view, table, dan chart) ke dalam suatu dokumen yang siap cetak
(biasanya dipersiapkan untuk pembuatan hardcopy).
7.
Script meerupakan bahasa resmi pemograman yang sederhana
(makro) yang digunakan untuk mengotomatisasikan kerja ArcView. ArcView
menyediakan bahasa sederhana bahasa ini dengan sebuatan avenue. Dengan avenue
pengguna dapat memodifikasi tampilan (user interface) ArcView, membuat program,
menyederhanakan tugas-tugas yang kompleks dan berkomunikasi dengan
aplikasi-aplikasi lain.
2.4.
Tinjauan tentang langkah –langkah
pembuatan peta dengan program ArcView
Ada 3 langkah dalam pembuatan
peta secara digital yaitu:
1. Tahap persiapan yaitu menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
dalam subsistem SIG adalah sebagai berikut :
·
Perangkat keras (hard
ware); CPU (Central Processing Unit), RAM
(Memory), Storage (penyimpanan), Out put divice, In put device, dan Prapheral : web.
·
Perangkat lunak (software) merupakan program – program untuk
menjalankan tugas – tugas SIG Ermapper dan ArcView
·
Brainware merupakan sumber daya manusia untuk menjalankan program – program SIG.
·
Data dan informasi geografis antara lain berupa Data raster misalnya citra satelit
(landsat, quikbird, spot dll) dan Data vektor misalnya titik, garis dan
poligon.
2. Tahap pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan
dilakukan hal-hal sebagai berikut:
· Mengaktifkan program ER Mapper terlebih
dahulu untuk mengubah data citra raster (Quickbird, Landsat, spot, dll) yaitu
Ers atau alg ke dalam format JPG.
· Simpan data yang telah diubah formatnya di
data drive D, namun sebelumnya sudah dibuat folder kosong sebagai tempat khusus
menyimpan data yang diinginkan.
· Mengaktifkan program ArcView, 3 pilihan
ada with a new view (untuk membuka data dalam format JPG yang telah disimpan
sebelumnya), as blank project (membuat project kosong), dan open an existing
project (untuk membuka project yang telah disimpan sebelumnya).
· Klik with a new view sebai langkah awal
untuk membuat view baru. Selanjutnya buka add theme, pilih drives (c, d, e atau
f), klik data source types pilih image data source, pilih data dalam format jpg
yang akan diolah, selanjutnya klik ok.
· Klik view untuk membuat new theme (titik,
garis ataupun poligon). Pilih salah satu klik point (untuk mendelineasi
kenampakan kantor, jembatan, pura, candi, patung, dan sebagainya ), klik line
(untuk jalan raya, sungai, batas daerah, jalur pipa, jalur transmisi listrik,
dan sebagainya), klik poligon (untuk mendelineasi permukiman, persawahan,
perkebunan, tegalan, lahan kosong, danau, laut dan sebagainya).
· Selanjutnya theme-theme yang telah dibuat
selalu di save, namun sebelumnya pointer harus dinon-aktifkan saat menyimpan
theme supaya tidak eror kenampakan yang didelineasi.
· Klik View pilih layout, dalam bentuk
landscape ataupun portrait untuk membuat tampilan layout sebagai kegiatan akhir
dari pengolahan data, atau untuk membuat peta yang diinginkan misalkan peta
penggunaan lahan, bentukan lahan, kemringan lereng, dan sebagainya sesuai
kebutuhan dari pengguna.
· Edit layout tersebut sesuasuai dengan
aturan kaedah pembuatan peta. Sehingga menghasilkan peta yang bagus.
· Simpan layout yang sudah jadi dengan
mengklik menu file, klik export dan ubah dahulu List Files of Type dalam bentuk
JPEG. Kemudiaan tulis nama yang diinginkan di file name. Selanjutnya klik ok.
3. Tahap pasca pelaksanaan
Dalam tahap pasca pelaksanaan
dilakukan hal-hal sebagai berikut:
· Mengeprint layout yang sudah disimpan
dalam format JPEG.
· Membuat laporan mengenai pembuatan peta
secara digital untuk evaluasi. Sisipkan peta yang telah diprint dalam laporan
tersebut.
BAB III
METODE PENULISAN
3.1.
Rancangan
Penulisan
Penulisan ini dibuat dengan merancang terlebih dahulu teori-teori dan
langkah–langkah pembuatan peta kota
Singaraja secara digital, kemudian mengimplementasikannya dengan bantuan perangkat lunak (software) dan
perangkat keras (hardware) untuk membuat peta secara digital.
3.2.
Teknik Pengumpulan Data
1.2.1. Teknik
observasi
Observasi
adalah metode atau cara-cara yang menganalisis data dengan mengadakan
pencatatan secara sistematis mengamati obyek secara langsung atau melakukan cek
lapangan. Dalam penulisan ini penulis banyak menggunakan metode ini mengingat
laporan ini dibuat dengan melakukan pengamatan langsung ke obyek, yaitu
mengamati nama-nama jalan, nama-nama sungai, perkantoran, fasilitas umum, dan
permukiman di kota Singaraja.
1.2.2. Teknik
kepustakaan
Metode kepustakaan adalah metode penulisan dengan
mengumpulkan data dari berbagai sumber seperti; internet, buku-buku dan literatur lain.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Langkah-langkah pembuatan
peta penggunaan lahan secara digital
Adapun langkah-langkah pembuata peta penggunaan lahan yang dapat dijabarkan
sebagai berikut:
4.1.1. Tahap Persiapan
Alat dan bahan yang digunakan
dalam subsistem SIG adalah sebagai berikut :
(a). Perangkat keras (hard ware)
§
CPU (Central
Processing Unit)
§
RAM (Memory)
§
Storage (penyimpanan)
§
Out put divice
§
In put device
§
Prapheral : web
(b). Perangkat lunak (software)
Program
– program untuk menjalankan tugas – tugas SIG adalah:
§ Ermapper
§ ArcView
(c). Manajemen
Dari
sumber daya manusia untuk menjalankan program – program SIG
(d).
Data dan informasi geografis
§ Data raster misalnya citra
satelit (landset, quikbird, spot)
§ Data vektor misalnya titik,
garis dan poligon.
4.1.2. Tahap Pelaksanaan
Setelah
semua bahan dipersiapkan maka langkah berikutnya adalah mengaktifkan komputer, selanjutnya buat folder kosong di data
Drive D. Beri nama Folder tersebut Misalnya: Singaraja. Kemudian aktifkan program ER Mapper yang ada di dekstop .
Gambar. 1
Klik
folder dengan mengklik tanda ,
cari data Singaraja Quickbird, format Quickbird Singaraja dalam bentuk alg.
Sekarang ubah format alg
kedalam JPG dengan mengklik file > save as akan muncul tampilan seperti ini:
Gambar. 2
Pastikan
anda telah membuat folder dengan nama (misalnya Singaraja) di data drive D
dengan nama folder singaraja. Kemudian cari folder tersebut dengan mengklik
volumes, cari data D > save as dengan memberi nama Singaraja kemudian ubah file
of tipe dengan format JPG > ok, kemudian aktifkan program ArcView.
3.2.1 ArcView
A. Persiapan ArcView:
a. Membuka View
- buka software ArcView
-
pilih with a new view
Gambar. 3
- pilih OK
Kemudian ada perintah di bawah ini klik YES
Gambar. 4
- Pada jendela add theme klik data source
types di pojok kiri bawah
Gambar. 5
- Kemudian pilih image data source untuk
memasukkan data berformat JPEG.
-
Kemudian masukkan data dari folder tempat dimana data kita disimpan
misalnya dari folder D (di folder Singaraja).
-
Klik OK
b.
Memperluas Format
Sumber Data
-
Dari menu pilih file
-
Pilih extension
-
ArcView akan menampilkan jendela extension
-
Tandai semua dengan memberi centang pada setiap baris extension
-
Dengan menggulung scrollbar untuk mencari format data dan analisis
processing yang diinginkan
-
Klik OK
Setelah semua
proses tersebut semua selesai maka ArcView akan dapat menerima data yang
berformat JPEG dan memproses image sebagai sumber data baru.
c. Input Sumber Data
Sumber data yang
telah dimasukkan ke dalam sebuah proyek ArcView akan dianggap sebagai sebuah
THEME baru. Theme merupakan serangkaian kenampakan geografi dalam sebuah View.
Untuk dapat membuat sebuah Theme baru, dapat dilakukan cara sebagai berikut:
-
Pilih add theme pada menu utama
-
Selanjutnya akan muncul jendela add theme
-
Carilah sumber data yang akan dimasukkan sebagai theme baru
-
Setelah selesai memilih sebuah sumber data, Klik OK
-
ArcView akan menampilkan sebuah theme baru pada View
-
Aktifkan theme tersebut dengan mengklik kotak kecil di
depan nama theme.
-
Gambar akan dimunculkan pada View sebelah kanan.
Gambar. 6
B. Interpretasi visual
mendeliniasi penutup/ penggunaan lahan
a. Kunci interpretasi data
penginderaan jauh.
Penggunaan lahan
pada citra penginderaan jauh
dapat dilakukan dengan interpretasi data inderaja, dimana interpretasi secara visual adalah cara
untuk memeperoleh informasi kualitatif dan kuantitatif dari data satelit
menggunakan kunci interpretasi pengenalan bentuk, lokasi, ukuran, warna, bayangan, pola,
tekstur dan asosiasi hubungan antar obyek yang ada, disamping menggunakan
pengetahuan dan pengalaman manusia. Interpretasi dilakukan dengan mendeliniasi batas ciri–ciri kenampakan
penutup atau penggunaan lahan data satelit dengan cara mendigitasi citra
setelit tersebut. Di mana dapat
dikelompokkan menjadi beberapa kelas, sebagai contoh SDA dapat terdiri atas
kelas; hutan, manggrove, sawah, perkebunan, dan lain – lainnya.
b. Tahap deliniasi
-
Klik menu VIEW dan
pilih NEW THEME
Maka akan tampil tiga pilihan theme baru yaitu POINT (kenampakan
titik), LINE (kenampakan garis), dan POLYGON (kenampakan area). Untuk mendeliniasi pilih salah satu feature type kemudian klik OK.
Gambar. 7
-
Pada tampilan selanjutnya,
akan muncul window NEW THEME yang berisi FILE NAME (untuk membuat
nama baru).
-
Pada view akan muncul
theme yang telah dibuat. Untuk menampilkan data citra pilih menu “File” klik
“Extensions” kemudian dalam window Extensions pilih ECW v2.0 and ER Mapper
Images, lalu klik OK. Penggunaan lahan dengan skala 100000, maka dalam proses
deliniasi digunakan pembesaran skala maksimum 50000. Untuk mengatur pembesaran
skala 50000, yaitu dengan cara membuka menu view maka akan muncul View
Properties, pada Map Units pilih Meter dan pada Distances pilih Meter, kemudian
klik OK.
Gambar.
-
Setelah objek terpisah
dengan cara deliniasi, maka langkah selanjutnya memberi atribut untuk masing –
masing obyek yang telah dipisahkan dengan cara membuat “theme baru” berupa poligon untuk kenampakan
fasilitas umum, perguruan tinggi, permukiman, sawah, kebun, dan sebagainya yaitu dengan cara:
Ø
klik THEME pada
tollbar
Ø
pilih NEM THEME
Ø
klik POLYGON pada Feature Type
Ø
klik OK
-
Selanjutnya untuk mendelineasi jalan, sungai, batas daerah dan batas daerah
sama seperti langkah di atas tetapi hanya pada Featur type klik LINE.
-
Theme baru yang dibuat
akan muncul di view.
-
Setelah itu klik Icon
Open Theme Table. Untuk mengisi atribut pada Theme Point pilih menu edit Klik
pada add File.
-
Kemudian beri label
point berdasarkan kenampakan obyek, misalnya kenampakan obyek jalan Udayana seperti, maka kita isikan kode kelasnya dengan 11, dan begitu seterusnya, kita isikan label pointnya dengan
kode yang sesuai dengan obyek yang kita deliniasi.
Gambar.
C.
Mengisi atribut
a.
Menampilkan table
theme
untuk menampilkan table dilakukan dengan
terlebih dahulu mengaktifkan icon.
Open theme table di table dari sebuah theme
yaitu :
-
Dari daftar isi (table
of conten) view pilih theme yang akan dibuat tebelnya.
-
Klik icon open theme
table. Masing – masing feature akan menampilkan sebuah record atau baris.
-
Dari menu table pilih
start editing untuk melakukan editing terhadap tebel tersebut.
b.
Mengedit table
Editing terhadap sebuah table mengharuskan
table tersebut harus siap edit. Jika table belum aktif, maka aktifkan terlebih
dahulu, yaitu dengan cara:
-
pilih start editing
dari menu table
-
klik icon edit dari
menu toolbar
-
pilih record yang akan
diedit
-
isikan nilai record
tersebut
Penambahan field
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
-
pilih menu add field dari menu edit.
-
arcview akan memunculkan jendela field definition.
-
isikan field yang diinginkan pada baris name.
-
tentukan tife data yang bersangkutan.
-
width berfungsi untuk menentukan lebar field atau sejumlah digit yang boleh
diterima.
-
klik ok.
c. Menghitung kelas
penutup/penggunaan lahan dapat
dilakukan dengan menjumlahkan hasil deliniasi dari masing – masing kelas yang
tersimpan dalam record table.
D.
Lay-out peta
Lay-out adalah
sebuah proses menata dan merancang letak-letak property peta, seperti judul peta, legenda, orientasi,
label, dan lain-lain. Peta yang di lay-out dimaksudkan untuk memperjelas dan memberikan
keterangan yang benar kepada penguna peta tersebut. Disini lay-out membantu
pengguna peta memperoleh informasi
yang akurat.
a. Menyiapkan Peta
Peta yang akan di lay-out harus disiapkan dengan baik. Siapkan peta - peta yang ada dalam theme ke sebuah view. Satu buah view akan memberikan satu buah tampilan. Aktifkan
semua theme yang diperlukan untuk sebuah tampilan lay-out peta tersebut:
- Pilih View dari jendela proyek
- Klik
new membentuk sebuah theme view baru.
-
Klik ikon Add Theme untuk menambah sebuah theme ke dalam view tersebut.
- Aktifkan
theme-theme tersebut dengan klik pada kotak cek di depan nama theme.
-
Obyek-obyek yang terkandung dalam kedua theme tersebut akan ditampilkan
pada jendela view.
- Jika
terdapat tipe feature pada theme-theme yang berupa area, maka sebaiknya theme
yang mengandung feature polygon diletakan paling bawah.
- Langkah selanjutnya adalah dengan
mengklik layout dari menu
View.
- Pilih salah satu template layout peta, landscape atau portrait.
- Arc
view akan memberikan sebuah jendela lay-out yang akan
mengatur berbagai atribut peta.
b. Mengedit Judul
Judul
ditempatkan pada obyek judul yang terdapat di atas jendela lay-out. Obyek judul
kosong atau belum teredit ditandai dengan nama view yang di lay-out. Klik satu
kali pada obyek judul tersebut. Obyek judul akan dipilih dengan menampilkan
titik obyek di sekitaranya. Untuk mengubah nama obyek judul tersebut klik ganda pada obyek
tersebut. Jendela text propertise akan muncul setelah obyek judul di klik
ganda. Pada jendela text propertise ini editing judul ini dilakukan.
c. Menggeser Obyek
Dalam menggeser dapat dilakukan dengan cara manual dan terpadu. Pergeseran dengan cara manual yaitu:
- Klik obyek
yang akan digeser.
- Tunjuk obyek tersebut dan drag ke suatu
lokasi tertentu yang diinginkan.
- Obyek
tersebut akan tergeser sesuai dengan pergeseran tersebut. Pergeseran secara terpadu dilakukan dengan
mengunakan menu Graphics
- Klik obey yang
akan digeser
- Pilih menu Graphics
-
Pilih size and position
d. Resolusi Grid
Untuk
mengubah resolusi grid tersebut dilakukan dengan cara:
- Pilih menu Lay-out
- Pilih properties
- Maka akan mucul jendela Layout Properties
- Ganti nilai default grid spacing horizontal
dan vertical 0.25 dengan nilai lain yang lebih kecil misalnya 0, 0125.
- Klik OK.
e. Mengedit Skala
Pengaturan skala dapat
dilakukan dengan cara;
- Tunjukan pointer pada gambar peta.
- Klik ganda
pada posisi peta tersebut.
- Arc view akan
memunculkan jendela View Frame Properties.
Skala dapat
ditampilkan dalam bentuk angka maupun diagram. Pegubahan bentuk skala dapat dilakukan dengan cara;
- Klik ganda
pada skala
- Arv
view menampilkan jendela View Frame Properties
f. Mengedit Orientasi
Arc view menyediakan beberapa bentuk symbol orientasi, bentuk symbol tersebut dapat
diganti dengan cara mengklik ganda pada symbol orientasi tersebut. Berikut dalah
cara untuk menganti bentuk symbol orientasi arah peta.
- Klik ganda symbol orientasi arah yang ada
- Arc view menampilkan jendela North Arrow
Manager
- Pilih salah satu bentuk orientasi yang
diinginkan
- Arc view telah menganti bentuk symbol
orientasi arah peta yang ada.
Untuk mengubah nama obyek judul tersebut klik ganda pada obyek tersebut. Jendela text properties muncul
setelah obyek judul klik ganda. Pada jendela text properties ini editing judul
tersebut dilakukan. Blok tulisan viewl, dan tulis judul yang diinginkan.
g. Mengedit Legenda
Legenda adalah pedoman informasi simbol-simbol dalam peta.masingmasing
obyek yang terpisahkan hasil simplifikasi dapat diedit sesuai dengan kebutuhan. Namun obyek yang telah
terimplikasi berarti telah putus hubungan dengan sumber theme pada view,
sehingga jika terjadi perubahan pada bentuk atau warna symbol legenda
tidak akan diikuti oleh perubahan peta.
h. Memberi Label
Pemberian label dapat dilakukan dngan cara;
·
Klik ikon
text
·
Klik posisi atau letak tertentu yang akan diberi label
·
Arc view akan menampilkan jendela text properties yang
dapat digunakan
untuk mengisi label tersebut.
i. Memberi Grid
Berikut
ini adalah langkah-langkah dalam memberi Grid:
·
Aktifkan layout yang akan diberi grid.
·
Pilih fike
dari menu utama.
·
Pilih extensions.
·
Arc
view akan memuculkan jendela extensions.
·
Pilih opsi
Graticules and Measured Grids dengan mengklik kotak di depan opsi tersebut.
·
Klik OK.
·
Setelah ekstensi tersebut ditambahkan, Arc View
akan menambah sebuah ikon baru Grticules
and Grid.
·
Klik ikon Graticules and Grid.
·
Arc view
menampilkan jendela Graticules and Grid Wizard.
·
Klik tombol
next, Arc view menampilkan jendela panduan kedua.
·
Atur interval grid pada baris Enter a grid interval.
·
Pilih line
pada Display Grid as.
·
Untuk
melihat hasil sementara klik preview, untuk menghilangkan kembali klik remove.
·
Klik tombol
next.
·
Arc view menampilkan jendela panduan ketiga.
j. Menyimpan Lay-out
Penyimpanan peta dapat
dilakukan dengan menekan ikon save atau melalui menu File -Save Project. Atau cara lain
dengan meng-export data ke dalam format JPEG.
k. Mencetak Lay-out
Selanjutnya untuk mencetak
layout dilakukan denga cara;
·
Aktifkan layout yang akan dicetak, dan hidupkan printer
·
Pilih file
·
Arc view akan memunculkan jendela Print
·
Klik OK
·
Layout akan
tercetak pada printer.
4.1.3.
Pasca Pelaksanaan
Selesai pelaksanaan praktek SIG, diperlukan adanya cek lapangan
untuk memastikan kebenaraan obyek yang kita deliniasi pada saat melakukan praktek dengan keadaan sebenarnya di lapangan.
Dengan melakukan cek lapangan kita
dapat mengetahui dan menafsirkan kesalahan obyek yang kita deliniasi pada saat praktek SIG. dan pada tahap akhir dalam
praktek SIG ini adalah membuat
laporan hasil dari praktek, untuk untuk melengkapi tugas dalam proses pembelajaran untuk menjalankan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar