Kamis, 10 Mei 2012

LAPORAN SIG


BAB I
PENDAHULUAN


1.1.  Latar Belakang
Dalam era globalisasi ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat, sehingga menawarkan banyak sekali kemudahan-kemudahan aktivitasnya. Kehadiran teknologi dimaksudkan untuk mencapai hasil yang lebih baik dengan efesien efektivitas. Salah satu kemajuan teknologi pada dewasa ini yaitu berkembangnya komputer secara pesat.
SIG merupakan sistem berbasis komputer yang didesain untuk mengumpulkan, mengelola, memanipulasi, dan menampilkan informasi spasial (keruangan) berupa informasi yang mempunyai hubungan geometrik dalam arti bahwa informasi tersebut dapat diukur, dihitung, dan disajikan dalam sistem koordinat rujukan/bidang hitung yang baku, dengan data berupa data digital yang terdiri dari data posisi (data spasial) dan data semantiknya (data atribut).
SIG dapat mempresentasikan dunia nyata diatas monitior komputer sebagaimana lembaran peta dapat mempresentasikan dunia nyata di atas kertas. Tetapi SIG memiliki kekuatan lebih fleksibilitas dibandingkan lembaran pada kertas. SIG dapat menentukan lokasi yang sesuai untuk pengembangan lokasi permukiman penduduk yang memiliki beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Kemampuan SIG secara eksplisit adalah: memasukkan data dan mengumpulkan data geografi (spasial dan atribut), mengintegrasikan data geografi, memeriksa, meng-update data geografi, menyimpan dan membuka kembali data geografi, mempresentasikan atau menampilkan data geografi, mengilah data geografi, menganalisa data geografi, menghasilkan keluaran (out-put) data geografi dalam bentuk: peta tematik (view dan lay-out), table, grafik, laporan dan lainnya baik dalam bentuk hard copy maupun soft copy.
SIG merupakan system computer yang powerful baik dalam menangani basis data spasial (peta digital) maupun basis data non spasial (atribut). ER Mapper adalah suatu software (perangkat lunak) yang digunakan untuk mengolah data citra atau satelit. ArcView merupakan sebuah software pengolah data spasial yang memiliki berbagai keunggulan yang dapat dimanfaatkan oleh kalangan pengolahan data spasial. ArcView memiliki kemampuan dalam pengolahan (editing arc), menerima atau konversi dari data digital lain seperti CAD atau dihubungkan dengan data image seperti format JPG.
Ada banyak pengertian tentang SIG (Sistem Informasi Geografis), namun dari berbagai pengertian memiliki makna yang sama. Istilah SIG merupakan gabungan dari tiga istilah yaitu sistem, informasi dan geografis. Sistem merupakan rangkaian dari berbagai komponen. Informasi merupakan data yang telah diorganisasi ke dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan manusia. Geografis merupakan hal yang berkaitan dengan bumi atau keruangan (spasial). Jadi SIG merupakan suatu rangkaian dari berbagai komponen yang memberikan informasi kepada para pengguna data yang berkaitan dengan bumi atau spasial. Menurut Eddy Prahasta (2002: 49) mengatakan bahwa SIG merupakan sejenis perangkat lunak yang dapat digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanipulasi, menampilkan, dan keluaran informasi geografis berikut atribut-atributnya.
SIG memiliki peran yang penting pada masa kini dan mendatang, salah satunya sebagai sumber informasi berupa peta yang beragam tergantung kebutuhan. Maka untuk menindaklanjuti hal ini penulis mengangkat judul “TEKNIK PEMBUATAN PETA PENGGUNAAN LAHAN (PETA TEMATIK) SECARA DIGITAL (Implementasi Dari Sistem Informasi Geografis).

1.2.Rumusan masalah
1.2.1.      Bagaimana langkah-langkah pembuatan peta penggunaan lahan secara digital?
1.3.Tujuan penulisan
1.3.1.      Untuk mengetahui langkah-langkah pembuatan peta penggunaan lahan secara digital.


1.4.Manfaat Penulisan
1.4.1.      Teoritis
Secara teoritis laporan ini bermanfaat sebagai referensi dalam mengetahui tentang tehnik pembuatan peta secara digital menggunakan program ArcView.
1.4.2.      Praktis
Secara praktis laporan ini bermanfaat sebagai data acuan dalam membantu pembuatan peta secara digital bagi pembuat karya tulis selanjutnya.





















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1.     Tinjauan Tentang Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan yaitu setiap bentuk campur tangan manusia terhadap sumber daya lahan, baik sifat menetap maupun merupakan daur ulang yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebendaan maupun kejiwaan (spritual) atau kedua-duanya. Dari pengertian tersebut dapat dilihat bahwa penggunaan lahan sangat erat kaitanya dengan aktivitas manusia dan sumber daya lahan. Oleh karena itu penggunaan lahan bersifat dinamis, mengikuti perkembangan kehidupan manusia dan budaya. Adapun contoh penggunaan lahan adalah pemukiman, lapangan, jalan, sawah, kebun campuran, sungai, lahan kosong, tegalan dan sebagainya.

2.2.     Tinjauan tentang Sistem Informasi Geografi
Pada dasarnya, istilah sistem imformasi geografis merupakan gabungan dari tiga unsur pokok yaitu sistem, informasi, dan geografis. Dengan demikian pengertian terhadap ketiga unsur-unsur pokoknya, maka jelas SIG merupakan salah satu sistem informasi, dengan tambahan unsur geografis jadi SIG merupakan suatu sistem yang menekankan pada unsur informasi geografis.
Sistem
            Sistem dapat didefinisikan sebagai sekumpulan objek, ide, yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan atau sasaran bersama.
Informasi
            Imformasi adalah data yang telah diorganisasikan kedalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan seseorang, manager, staf atau orang lain didalam suatu organisasi atau perusahaan.


Geografi
Geografi berasal dari gabungan kata geo dan graphy. Geo berarti bumi, sedangkan graphy berarti proses penulisan, sehingga geografi berarti penulisan tentang bumi. Secara ringkas pengertian geografi mencakup hubungan manusia dengan tempat mereka berpijak dan mnguasai sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu alat dalam melukiskan keruangan adalah dalam bentuk informasi hubungan spasial yang dikenal sebagai peta. Peta merupakan cara komunikasi grafis dari pembuat peta mengenai aspek spasial permukaan bumi, baik ukuran kecil ataupun seluruh permukaan bumi.

S I G
Cukup sulit untuk memberi batasan Sistem Informasi Geografis (SIG) atau  dalam bahasa Inggris: Geographic Information System (GIS) karena banyaknya cara untuk mendefinisikan dan mengklasifikasikannya. Penekanan-penekanan dalam SIG juga beraneka ragam. Beberapa berpendapat bahwa perangkat lunak dan keras adalah fokus utama, sedangkan yang lain berpendapat bahwa intinya adalah proses informasi/aplikasi.
Menurut Aronoff (1989) dalam Eddy Prahasta (2002), SIG adalah sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi imformasi-imformasi geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam menangani data yang bereferensi geografi: memasukan, menejemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), analisis dan manipulasi data, dan keluaran.
Dapat disimpulkan bahwa SIG merupakan suatu alat, metode, dan prosedur yang mempermudah dan mempercepat usaha untuk menemukan dan memahami persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan yang ada dalam ruang muka bumi. Keywords yang menjadi titik tolak perhatian SIG adalah lokasi geografis dan analisis spasial yang secara bersama-sama merupakan dasar penting dalam suatu sistem informasi keruangan
SIG merupakan sistem berbasis komputer yang didesain untuk mengumpulkan, mengelola, memanipulasi, dan menampilkan informasi spasial (keruangan) berupa informasi yang mempunyai hubungan geometrik dalam arti bahwa informasi tersebut dapat diukur, dihitung, dan disajikan dalam sistem koordinat rujukan/bidang hitung yang baku, dengan data berupa data digital yang terdiri dari data posisi (data spasial) dan data semantiknya (data atribut).
Komponen SIG
Komponen utama Sistem Informasi Geografis dapat dibagi ke dalam lima komponen utama, yaitu:
·         Perangkat keras (Hardware)
·         Perangkat lunak (Software)
·         Pemakai (User/brainware)
Data
Untuk mendukung suatu Sistem Informasi Geografis, pada prinsipnya terdapat dua jenis data, yaitu:
  • Data spasial, data yang berkaitan dengan aspek keruangan dan merupakan data yang menyajikan lokasi geografis atau gambaran nyata suatu wilayah di permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta, atau pun gambar dengan format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang memiliki nilai tertentu.
  • Data non-spasial, disebut juga data atribut, yaitu data yang menerangkan keadaan atau informasi-informasi dari suatu objek (lokasi dan posisi) yang ditunjukkan oleh data spasial. Salah satu komponen utama dari Sistem Informasi Geografis adalah perangkat lunak (software). Dalam pendesainan peta digunakan salah satu software SIG yaitu MapInfo Profesional 8.0. MapInfo merupakan sebuah perengkat lunak Sistem Informasi Geografis dan pemetaan yang dikembangkan oleh MapInfo Co. Perangkat lunak ini berfungsi sebagai alat yang dapat membantu dalam memvisualisasikan, mengeksplorasi, menjawab query, dan menganalisis data secara geografis. Adapun beberapa teori yang mendukung dalam kegiatan praktek SIG adalah :
a)      SIG merupakan suatu kelompok yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumber data manusia yang bekerja sama secara efektifuntuk menangkap, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisis dan menampilkan suatu data dalam suatu informasi berbasis geografis.
b)      ER MAPPER adalah suatu software (perangkat lunak) yang digunakan untuk mengolah data citra dan satelit.
c)      Pengolah data citra merupakan suatu cara manupulasi data citra atau pengolahan suatu data citra menjadi suatu keluaran (output) yang sesuai dengan yang diharapkan.
d)     Arc view adalah suatu software (perangkat lunak) pengolahan data spasial yang memiliki berbagai keunggulan yang dapat dimanfaatkan oleh pengolah data special. Arc view juga memiliki kemampuan dalam pengolahan atau editing arc, menerima atau konversi dari data digital lain seperti CAD atau dihubungkan dengan data image seperti format JPG, TIFF, ERS dan ALG.
e)      Lay-out adalah sebuah proses menata dan merancang letak-letak proper peta, seperti judul peta, legenda, orientasi, label dll.
f)       Input Device adalah perlengkapan untuk memasukkan data ke dalam SIG, misalnya: keyboard, mouse, scanner, kamera digital.
g)      Output Device adalah perlengkapan yang digunakan untuk mempresentasikan data dan informasi SIG.
h)      Sofware merupakan program untuk menjalankan tugas-tugas SIG seperti: ER mapper, Arc view, map info dan surver.
i)        Data raster adalah data yang menampilkan struktur matrik atau pixel yang membentuk Grid, data raster disebut juga data citra.
j)        Data vector adalah data yang menampilkan data special dangan menggunakan titik, polygon, beserta atributnya.
k)      Interpretasi Citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara dan ciyra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut.
l)        Identifikasi merupakan upaya mencirikan objek yang telah di deteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup.
m)    Deteksi merupakan penentuan ada tidaknya suatu objek pada citra sehingga diperolah hasil objek yang diinginkan dan hasilnya dapat digunakan bagi pengguna data.
2.3.     Tinjauan Tentang Program ArcView
ArcView merupakan salah satu perangkat lunak dekstop sistem informasi geografis dan pemetaan yang telah dikembangkan ESRI (Environmental Systems Research Institute, Inc). Adanya program ArcView ini menyebabkan pengguna dapat melakukan visualisasi, mengeksplor, menjawab Query (baik basis data spasial maupun non spasial), menganalisa data secara geografis, dan sebagainya (Eddy, 2004: 1).
Menurut Eddy Prahasta (2004: 5), ArcView mengorganisasi sistem perangkat lunak dengan beberapa komponen-komponen penting yaitu:
1.      Project yaitu suatu unit organisasi tertinggi di dalam ArcView, atau suatu file yang digunakan untuk menyimpan, mengelompokkan, dan mengorganisasikan semua komponen-komponen  program: view, theme, table , Chart, layout, dan script dalam satu kesatuan yang utuh. Sebuah project dapat disimpan dan ditampilkan di dalam program ArcView. Project Arcview diimplementasikan dalam sebuah file teks (ASCII) dengan nama belakang (extension) “APR”.
2.      Theme yaitu suatu bangunan dasar sistem ArcView. Themes merupakan kumpulan dari beberapa layer ArcView yang membentuk suatu tematik tertentu. Sumber data yang dapat direpresentasikan sebagai theme adalah shapefile, coverage (ArcInfo), dan citra raster.
3.      View merupakan representasi garis informasi spasial dan dapat menampung beberapa layer atau theme informasi spasial (titik, garis, poligon, dan citra raster). Sebagai contoh persebaran kota (dot/titik), sungai-sungai (line/garis), dan permukiman (poligon/area) dapat membentuk sebuah theme dalam sebuah view.
4.      Table merupakan representasi data ArcView dalam bentuk sebuah tabel. Sebuah table akan berisi informasi deskriptif mengenai layer tertentu. Setiap baris data mendefinsikan sebuah entry (misalnya informasi batas propinsi) di dalamnya basis data spasial, setiap kolom (field) mendefinisikan atribut atau karakteristik dari entry (misalnya nama, luas, jumlah, lokasi, dan sebagainya  suatu propinsi bersangkutan).
5.      Chart merupakan representasi grafis dari resume tabel data. Chart juga merupakan hasil suatu query terhadap suatu tabel data. Bentuk chart didukung oleh ArcView yaitu line, bar, column, xy scatter, area, dan pie.
6.      Layout merupakan tampilan yang  sering digunakan untik menggabungkan semua dokumen (view, table, dan chart) ke dalam suatu dokumen yang siap cetak (biasanya dipersiapkan untuk pembuatan hardcopy).
7.      Script meerupakan bahasa resmi pemograman yang sederhana (makro) yang digunakan untuk mengotomatisasikan kerja ArcView. ArcView menyediakan bahasa sederhana bahasa ini dengan sebuatan avenue. Dengan avenue pengguna dapat memodifikasi tampilan (user interface) ArcView, membuat program, menyederhanakan tugas-tugas yang kompleks dan berkomunikasi dengan aplikasi-aplikasi lain.
2.4.         Tinjauan tentang langkah –langkah pembuatan peta dengan program ArcView
Ada 3 langkah dalam pembuatan peta secara digital yaitu:
1.      Tahap persiapan yaitu menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam subsistem SIG adalah sebagai berikut :
·         Perangkat keras (hard ware); CPU (Central Processing Unit), RAM (Memory), Storage (penyimpanan), Out put divice, In put device, dan Prapheral : web.
·          Perangkat lunak (software) merupakan program – program untuk menjalankan tugas – tugas SIG Ermapper dan ArcView
·         Brainware merupakan sumber daya manusia untuk menjalankan program – program SIG.
·         Data dan informasi geografis antara lain berupa Data raster misalnya citra satelit (landsat, quikbird, spot dll) dan Data vektor misalnya titik, garis dan poligon.

2.      Tahap pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan dilakukan hal-hal sebagai berikut:
·      Mengaktifkan program ER Mapper terlebih dahulu untuk mengubah data citra raster (Quickbird, Landsat, spot, dll) yaitu Ers atau alg ke dalam format JPG.
·      Simpan data yang telah diubah formatnya di data drive D, namun sebelumnya sudah dibuat folder kosong sebagai tempat khusus menyimpan data yang diinginkan.
·      Mengaktifkan program ArcView, 3 pilihan ada with a new view (untuk membuka data dalam format JPG yang telah disimpan sebelumnya), as blank project (membuat project kosong), dan open an existing project (untuk membuka project yang telah disimpan sebelumnya).
·      Klik with a new view sebai langkah awal untuk membuat view baru. Selanjutnya buka add theme, pilih drives (c, d, e atau f), klik data source types pilih image data source, pilih data dalam format jpg yang akan diolah, selanjutnya klik ok.
·      Klik view untuk membuat new theme (titik, garis ataupun poligon). Pilih salah satu klik point (untuk mendelineasi kenampakan kantor, jembatan, pura, candi, patung, dan sebagainya ), klik line (untuk jalan raya, sungai, batas daerah, jalur pipa, jalur transmisi listrik, dan sebagainya), klik poligon (untuk mendelineasi permukiman, persawahan, perkebunan, tegalan, lahan kosong, danau, laut dan sebagainya).
·      Selanjutnya theme-theme yang telah dibuat selalu di save, namun sebelumnya pointer harus dinon-aktifkan saat menyimpan theme supaya tidak eror kenampakan yang didelineasi.
·      Klik View pilih layout, dalam bentuk landscape ataupun portrait untuk membuat tampilan layout sebagai kegiatan akhir dari pengolahan data, atau untuk membuat peta yang diinginkan misalkan peta penggunaan lahan, bentukan lahan, kemringan lereng, dan sebagainya sesuai kebutuhan dari pengguna.
·      Edit layout tersebut sesuasuai dengan aturan kaedah pembuatan peta. Sehingga menghasilkan peta yang bagus.
·      Simpan layout yang sudah jadi dengan mengklik menu file, klik export dan ubah dahulu List Files of Type dalam bentuk JPEG. Kemudiaan tulis nama yang diinginkan di file name. Selanjutnya klik ok.
3.      Tahap pasca pelaksanaan
Dalam tahap pasca pelaksanaan dilakukan hal-hal sebagai berikut:
·      Mengeprint layout yang sudah disimpan dalam format JPEG.
·      Membuat laporan mengenai pembuatan peta secara digital untuk evaluasi. Sisipkan peta yang telah diprint dalam laporan tersebut.













BAB III
 METODE PENULISAN
3.1.       Rancangan Penulisan
Penulisan ini dibuat dengan merancang terlebih dahulu teori-teori dan langkah–langkah pembuatan peta kota Singaraja secara digital, kemudian mengimplementasikannya dengan bantuan perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) untuk membuat peta secara digital.
3.2.       Teknik Pengumpulan Data
1.2.1.      Teknik observasi

Observasi adalah metode atau cara-cara yang menganalisis data dengan mengadakan pencatatan secara sistematis mengamati obyek secara langsung atau melakukan cek lapangan. Dalam penulisan ini penulis banyak menggunakan metode ini mengingat laporan ini dibuat dengan melakukan pengamatan langsung ke obyek, yaitu mengamati nama-nama jalan, nama-nama sungai, perkantoran, fasilitas umum, dan permukiman di kota Singaraja.

1.2.2.      Teknik kepustakaan
Metode kepustakaan adalah metode penulisan dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber seperti; internet, buku-buku dan literatur lain.










BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Langkah-langkah pembuatan peta penggunaan lahan secara digital
Adapun langkah-langkah pembuata peta penggunaan lahan yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
4.1.1. Tahap Persiapan
            Alat dan bahan yang digunakan dalam subsistem SIG adalah sebagai berikut :
            (a). Perangkat keras (hard ware)
§  CPU (Central Processing Unit)
§  RAM (Memory)
§  Storage (penyimpanan)
§  Out put divice
§  In put device
§  Prapheral : web
(b). Perangkat lunak (software)
Program – program untuk menjalankan tugas – tugas SIG adalah:
§  Ermapper
§  ArcView
(c). Manajemen
Dari sumber daya manusia untuk menjalankan program – program SIG
            (d). Data dan informasi geografis
§  Data raster misalnya citra satelit (landset, quikbird, spot)
§  Data vektor misalnya titik, garis dan poligon.

4.1.2. Tahap Pelaksanaan
            Setelah semua bahan dipersiapkan maka langkah berikutnya adalah mengaktifkan komputer, selanjutnya buat folder kosong di data Drive D. Beri nama Folder tersebut Misalnya: Singaraja. Kemudian aktifkan program ER Mapper yang ada di dekstop .


Gambar. 1    
            Klik folder dengan mengklik tanda , cari data Singaraja Quickbird, format Quickbird Singaraja dalam bentuk alg. 
            Sekarang ubah format alg kedalam JPG dengan mengklik file > save as akan muncul tampilan seperti ini:




Gambar. 2



            Pastikan anda telah membuat folder dengan nama (misalnya Singaraja) di data drive D dengan nama folder singaraja. Kemudian cari folder tersebut dengan mengklik volumes, cari data D > save as dengan memberi nama Singaraja kemudian ubah file of tipe dengan format JPG > ok, kemudian aktifkan program ArcView.
3.2.1     ArcView
A.    Persiapan ArcView:
a.       Membuka View
-     buka software ArcView
-     pilih with a new view
 



Gambar. 3



-     pilih OK

Kemudian ada perintah di bawah ini klik YES



Gambar. 4




-     Pada jendela add theme klik data source types di pojok kiri bawah


Gambar. 5
 





-    Kemudian pilih image data source untuk memasukkan data berformat JPEG.
-          Kemudian masukkan data dari folder tempat dimana data kita disimpan misalnya dari folder D (di folder Singaraja).
-          Klik OK
b.      Memperluas Format Sumber Data
-          Dari menu pilih file
-          Pilih extension
-          ArcView akan menampilkan jendela extension
-          Tandai semua dengan memberi centang pada setiap baris extension
-          Dengan menggulung scrollbar untuk mencari format data dan analisis processing yang diinginkan
-          Klik OK
Setelah semua proses tersebut semua selesai maka ArcView akan dapat menerima data yang berformat JPEG dan memproses image sebagai sumber data baru.

c.       Input Sumber Data
Sumber data yang telah dimasukkan ke dalam sebuah proyek ArcView akan dianggap sebagai sebuah THEME baru. Theme merupakan serangkaian kenampakan geografi dalam sebuah View. Untuk dapat membuat sebuah Theme baru, dapat dilakukan cara sebagai berikut:
-          Pilih add theme pada menu utama
-          Selanjutnya akan muncul jendela add theme
-          Carilah sumber data yang akan dimasukkan sebagai theme baru
-          Setelah selesai memilih sebuah sumber data, Klik OK
-          ArcView akan menampilkan sebuah theme baru pada View
-          Aktifkan theme tersebut dengan mengklik kotak kecil di depan nama theme.
-          Gambar akan dimunculkan pada View sebelah kanan.
 




Gambar. 6






B.     Interpretasi visual mendeliniasi penutup/ penggunaan lahan
a.       Kunci interpretasi data penginderaan jauh.
Penggunaan lahan pada citra penginderaan jauh dapat dilakukan dengan interpretasi data inderaja,  dimana interpretasi secara visual adalah cara untuk memeperoleh informasi kualitatif dan kuantitatif dari data satelit menggunakan kunci interpretasi pengenalan bentuk, lokasi, ukuran, warna, bayangan, pola, tekstur dan asosiasi hubungan antar obyek yang ada, disamping menggunakan pengetahuan dan pengalaman manusia. Interpretasi dilakukan  dengan mendeliniasi batas ciri–ciri kenampakan penutup atau penggunaan lahan data satelit dengan cara mendigitasi citra setelit tersebut. Di mana dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelas, sebagai contoh SDA dapat terdiri atas kelas; hutan, manggrove, sawah, perkebunan, dan lain – lainnya.
b.      Tahap deliniasi
-          Klik menu VIEW dan pilih NEW THEME
Maka akan tampil tiga pilihan theme baru yaitu POINT (kenampakan titik), LINE (kenampakan garis), dan POLYGON (kenampakan area). Untuk mendeliniasi  pilih salah satu feature type kemudian klik OK.



Gambar. 7




-          Pada tampilan selanjutnya, akan muncul window NEW THEME yang berisi FILE NAME (untuk membuat nama baru).
-          Pada view akan muncul theme yang telah dibuat. Untuk menampilkan data citra pilih menu “File” klik “Extensions” kemudian dalam window Extensions pilih ECW v2.0 and ER Mapper Images, lalu klik OK. Penggunaan lahan dengan skala 100000, maka dalam proses deliniasi digunakan pembesaran skala maksimum 50000. Untuk mengatur pembesaran skala 50000, yaitu dengan cara membuka menu view maka akan muncul View Properties, pada Map Units pilih Meter dan pada Distances pilih Meter, kemudian klik OK.


Gambar.






-    Setelah objek terpisah dengan cara deliniasi, maka langkah selanjutnya memberi atribut untuk masing – masing obyek yang telah dipisahkan dengan cara membuat “theme baru” berupa poligon untuk kenampakan fasilitas umum, perguruan tinggi, permukiman, sawah, kebun, dan sebagainya yaitu dengan cara:
Ø  klik THEME pada tollbar
Ø  pilih NEM THEME
Ø  klik POLYGON  pada Feature Type
Ø  klik OK
-    Selanjutnya untuk mendelineasi jalan, sungai, batas daerah dan batas daerah sama seperti langkah di atas tetapi hanya pada Featur type klik LINE.
-    Theme baru yang dibuat akan muncul di view.
-    Setelah itu klik Icon Open Theme Table. Untuk mengisi atribut pada Theme Point pilih menu edit Klik pada add File.
-    Kemudian beri label point berdasarkan kenampakan obyek, misalnya kenampakan obyek jalan Udayana seperti, maka kita isikan kode kelasnya dengan 11, dan begitu seterusnya, kita isikan label pointnya dengan kode yang sesuai dengan obyek yang kita deliniasi.




Gambar.





C.     Mengisi atribut
a.       Menampilkan table theme
untuk menampilkan table dilakukan dengan terlebih dahulu mengaktifkan icon.
Open theme table di table dari sebuah theme yaitu :
-          Dari daftar isi (table of conten) view pilih theme yang akan dibuat tebelnya.
-          Klik icon open theme table. Masing – masing feature akan menampilkan sebuah record atau baris.
-          Dari menu table pilih start editing untuk melakukan editing terhadap tebel tersebut.
b.      Mengedit table
Editing terhadap sebuah table mengharuskan table tersebut harus siap edit. Jika table belum aktif, maka aktifkan terlebih dahulu, yaitu dengan cara:
-          pilih start editing dari menu table
-          klik icon edit dari menu toolbar
-          pilih record yang akan diedit
-          isikan nilai record tersebut
Penambahan field dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
-          pilih menu add field dari menu edit.
-          arcview akan memunculkan jendela field definition.
-          isikan field yang diinginkan pada baris name.
-          tentukan tife data yang bersangkutan.
-          width berfungsi untuk menentukan lebar field atau sejumlah digit yang boleh diterima.
-          klik ok.
c.       Menghitung kelas penutup/penggunaan lahan dapat dilakukan dengan menjumlahkan hasil deliniasi dari masing – masing kelas yang tersimpan dalam record table.
D.       Lay-out peta
Lay-out adalah sebuah proses menata dan merancang letak-letak property peta, seperti judul peta, legenda, orientasi, label, dan lain-lain. Peta yang di lay-out dimaksudkan untuk memperjelas dan memberikan keterangan yang benar kepada penguna peta tersebut. Disini lay-out membantu pengguna peta memperoleh informasi yang akurat.
a. Menyiapkan Peta
Peta yang akan di lay-out harus disiapkan dengan baik. Siapkan peta - ­peta yang ada dalam theme ke sebuah view. Satu buah view akan memberikan satu buah tampilan. Aktifkan semua theme yang diperlukan untuk sebuah tampilan lay-out peta tersebut:
-    Pilih View dari jendela proyek
-    Klik new membentuk sebuah theme view baru.
-  Klik ikon Add Theme untuk menambah sebuah theme ke dalam view tersebut.
-  Aktifkan theme-theme tersebut dengan klik pada kotak cek di depan nama theme.
-  Obyek-obyek yang terkandung dalam kedua theme tersebut akan ditampilkan pada jendela view.
-   Jika terdapat tipe feature pada theme-theme yang berupa area, maka sebaiknya theme yang mengandung feature polygon diletakan paling bawah.
-  Langkah selanjutnya adalah dengan mengklik layout dari menu View.
-   Pilih salah satu template layout peta, landscape atau portrait.
-   Arc view akan memberikan sebuah jendela lay-out yang akan
mengatur berbagai atribut peta.

b. Mengedit Judul
Judul ditempatkan pada obyek judul yang terdapat di atas jendela lay-out. Obyek judul kosong atau belum teredit ditandai dengan nama view yang di lay-out. Klik satu kali pada obyek judul tersebut. Obyek judul akan dipilih dengan menampilkan titik obyek di sekitaranya. Untuk mengubah nama obyek judul tersebut klik ganda pada obyek tersebut. Jendela text propertise akan muncul setelah obyek judul di klik ganda. Pada jendela text propertise ini editing judul ini dilakukan.






c. Menggeser Obyek
Dalam menggeser dapat dilakukan dengan cara manual dan terpadu. Pergeseran dengan cara manual yaitu:
-    Klik obyek yang akan digeser.
-  Tunjuk obyek tersebut dan drag ke suatu lokasi tertentu yang diinginkan.
-   Obyek tersebut akan tergeser sesuai dengan pergeseran tersebut. Pergeseran secara terpadu dilakukan dengan mengunakan menu Graphics
-    Klik obey yang akan digeser
-    Pilih menu Graphics
-    Pilih size and position
d. Resolusi Grid
Untuk mengubah resolusi grid tersebut dilakukan dengan cara:
-    Pilih menu Lay-out
-    Pilih properties
-    Maka akan mucul jendela Layout Properties
-   Ganti nilai default grid spacing horizontal dan vertical 0.25 dengan nilai lain yang lebih kecil misalnya 0, 0125.
-    Klik OK.
e. Mengedit Skala
Pengaturan skala dapat dilakukan dengan cara;
-    Tunjukan pointer pada gambar peta.
-    Klik ganda pada posisi peta tersebut.
-    Arc view akan memunculkan jendela View Frame Properties.
Skala dapat ditampilkan dalam bentuk angka maupun diagram. Pegubahan bentuk skala dapat dilakukan dengan cara;
-    Klik ganda pada skala
-    Arv view menampilkan jendela View Frame Properties






f. Mengedit Orientasi
Arc view menyediakan beberapa bentuk symbol orientasi, bentuk symbol tersebut dapat diganti dengan cara mengklik ganda pada symbol orientasi tersebut. Berikut dalah cara untuk menganti bentuk symbol orientasi arah peta.
-    Klik ganda symbol orientasi arah yang ada
-    Arc view menampilkan jendela North Arrow Manager
-    Pilih salah satu bentuk orientasi yang diinginkan
-   Arc view telah menganti bentuk symbol orientasi arah peta yang ada.






Untuk mengubah nama obyek judul tersebut klik ganda pada obyek tersebut. Jendela text properties muncul setelah obyek judul klik ganda. Pada jendela text properties ini editing judul tersebut dilakukan. Blok tulisan viewl, dan tulis judul yang diinginkan.

g. Mengedit Legenda
Legenda adalah pedoman informasi simbol-simbol dalam peta.masing­masing obyek yang terpisahkan hasil simplifikasi dapat diedit sesuai dengan kebutuhan. Namun obyek yang telah terimplikasi berarti telah putus hubungan dengan sumber theme pada view, sehingga jika terjadi perubahan pada bentuk atau warna symbol legenda tidak akan diikuti oleh perubahan peta.
h. Memberi Label
Pemberian label dapat dilakukan dngan cara;
·          Klik ikon text
·          Klik posisi atau letak tertentu yang akan diberi label
·         Arc view akan menampilkan jendela text properties yang dapat digunakan untuk mengisi label tersebut.
i. Memberi Grid
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam memberi Grid:
·         Aktifkan layout yang akan diberi grid.
·         Pilih fike dari menu utama.
·         Pilih extensions.
·         Arc view akan memuculkan jendela extensions.
·         Pilih opsi Graticules and Measured Grids dengan mengklik kotak di depan opsi tersebut.
·         Klik OK.
·         Setelah ekstensi tersebut ditambahkan, Arc View akan menambah sebuah ikon baru Grticules and Grid.
·         Klik ikon Graticules and Grid.
·         Arc view menampilkan jendela Graticules and Grid Wizard.
·         Klik tombol next, Arc view menampilkan jendela panduan kedua.
·         Atur interval grid pada baris Enter a grid interval.
·         Pilih line pada Display Grid as.
·         Untuk melihat hasil sementara klik preview, untuk menghilangkan kembali klik remove.
·          Klik tombol next.
·          Arc view menampilkan jendela panduan ketiga.

j. Menyimpan Lay-out
Penyimpanan peta dapat dilakukan dengan menekan ikon save atau melalui menu File -Save Project. Atau cara lain dengan meng-export data ke dalam format JPEG.









k. Mencetak Lay-out
Selanjutnya untuk mencetak layout dilakukan denga cara;
·         Aktifkan layout yang akan dicetak, dan hidupkan printer
·         Pilih file
·         Arc view akan memunculkan jendela Print
·         Klik OK
·          Layout akan tercetak pada printer.


4.1.3. Pasca Pelaksanaan
Selesai pelaksanaan praktek SIG, diperlukan adanya cek lapangan untuk memastikan kebenaraan obyek yang kita deliniasi pada saat melakukan praktek dengan keadaan sebenarnya di lapangan. Dengan melakukan cek lapangan kita dapat mengetahui dan menafsirkan kesalahan obyek yang kita deliniasi pada saat praktek SIG. dan pada tahap akhir dalam praktek SIG ini adalah membuat laporan hasil dari praktek, untuk untuk melengkapi tugas dalam proses pembelajaran untuk menjalankan.

Tidak ada komentar: