Kamis, 10 Mei 2012

ARTI PENTING PERSPEKTIF GLOBAL BAGI PELAJAR


ARTI PENTING PERSPEKTIF GLOBAL

1)   ERA BARU
  • SEJARAH PERADABAN MANUSIA
Beberapa ahli menyatakan bahwa kebudayaa manusia hingga dalam bentuk seperti sekarang merupakan hasil proses perubahan yang waktunya sangat panjang. Dalam proses perubahan itu terjadi beberapa kali loncatan gelombang perubahan yang dinamakan revolusi kebudayaan. Menurut Koentjaraninggrat,1986 dalam sriartha,2004, sejak 80.00 tahun yang lalu ketika menampakan wujudnya sebagai homo sapiens telah terjadi tiga kali revolusi kebudayaan manusia, yaitu revolusi pertanian(10.000 tahun yang lalu), revolusi perkotaan(4.000 tahun yang lalu), dan revolusi industry(pertengahan abad ke-17).
Menurut Toffler 1990 dalam sriartha,2004. Dalam sejarah kehidupan manusia telah menjadi tiga gelombang perubahan yang paling bermakna, yakni;
1.      Perubahan  gelombang pertama (the first wave) di mulai sekitar 8.000 tahun sebelum masehi yakni dengan di temukannya kegiatan bercocok tamam. Pada masa ini terjadi Pemujaan kesuburan (fertility cult).
·          Tanah menjadi bagian penting dari kesejahteraan.
·          Pemujaan Nenek moyang (Ancestor worshipment). Pendahulu mewariskan ilmu pengetahuan pertanian dan kesejateraan tidak ada perubahan di dunia arwah.
2.      Perubahan gelombang kedua (the sccond wave) yang di tandai dengan di mulainya peradaban isdustri dengan “ Revolusi Industri”  yang merombak.
3.      Perubahan arus gelombang yang ke tiga ( the  Third wave) terjadi di penghunjung abad  20 yang terkenal denggan fenomena-fenomena revolusi informasi sebagai akibat  sebagai kemajuan teknologi eletronik terutama kemajuan telekomunikasi. Kemajuan di bidang telekomunikasi dan transportasi yang makin canggih menyebabkan akses yang sangat tinggi bagi manusia untuk berkomunikasi danberinteraksi di berbagi bumi.
Perubahan gelombang manusia ini tak terlepas dari adanya revolusi dari segi aspek kehidupan manusia. Revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat.
 Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan(http://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi).
Sejarah adanya revolusi adalah Sebelum manusia menemukan kepandainnya di bidang bercocok tanam menetap, cara hidup mereka masih dalam taraf food gathering economics, seperti kegiatan berburu, menangkap ikan dan meramu(sriartha,2004;1-2). Zaman ini dimulai dengan peradaban meliputi;
Zaman Batu terjadi sebelum logam dikenal dan alat-alat kebudayaan terutama dibuat dari batu di samping kayu dan tulang. Zaman batu ini dapat dibagi lagi atas:
·         Zaman batu tua (Paleolitikum)
Zaman batu tua (palaeolitikum), Disebut demikian sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya periode ini disebut masa berburu dan meramu makanan tingkat sederhana. Pendukung kebudayaan ini adalah Homo Erectus (Sumarmo,1997).
·         Zaman batu tengah (mesolitikum)
Pada Zaman batu tengah (mesolitikum), alat-alat batu zaman ini sebagian sudah dihaluskan terutama bagian yang dipergunakan. Tembikar juga sudah dikenal. Periode ini juga disebut masa berburu dan meramu makanan tingkat lanjut. Pendukung kebudayaan ini adalah homo sapiens (manusia sekarang), yaitu ras Austromelanosoide (mayoritas) dan Mongoloide/minoritas(Sumarmo,1997). Mereka hidup mengembara dalam kelompok kelompok yang tidak permanen. Meraka belum mampu mengembanngkan organisasi sebagai suatu tatanan masyarakat tertur.
·         Zaman batu baru (Neolitikum)
Alat-alat batu buatan manusia Zaman batu baru (Neolithicum) sudah diasah atau dipolis sehingga halus dan indah. Di samping tembikar tenun dan batik juga sudah dikenal. Periode ini disebut masa bercocok tanam.
Pendukung kebudayaan ini adalah homo sapiens dengan ras Mongoloide (mayoritas) dan ras Austromelanosoide/minoritas(Sumarmo,1997).
Dengan ditemukannya bercocok tanam menetap, memaksa manusia untuk tinggal menetap guna menjaga hasil tanaman dan hasil  panennya. Dalam pola  tinggal yang menetap itu, mereka saling berinteraksi secara kontinyu dan teratur selanjutnya terakumulasi menjadi suatu tatanan hidup bersama melahirkan desa. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti dimana lokasi pertama kali ditemukannya budaya bercocok tanam secara menetap. Dilihat dari ukuran bumi yang begitu luas dan bentuk kenampakan serta lingkungan geografisnya yang tidak sama di berbagai tempat, maka dapat diduga  manusia zaman dahulu tidak hanya hidup di satu tempat saja, melainkan mereka hidup secara terpencar atau terpisah satu sama lainnya. Karena itulah, muncul sitem bercocok tanam secara menetap dan desa terjadi di beberapa tempat di permukaan di bumi yang tidak saling berhubungan satu dengan yang lainnya(sriartha). Inilah tolak ukur terjadinya revolusi dari segala asfek kehidupan manusia.
Ciri-ciri dari revolusi adalah menghendaki suatu upaya untuk merobohkan, menjebol, dan membangun dari sistem lama kepada suatu sistem yang sama sekali baru.
Revolusi senantiasa berkaitan dengan dialektika, logika, romantika, menjebol dan membangun(http://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi)
Jenis-jenis revolusi yang telah berkembang dalam kehidupan manusia;
1.      Revolusi  pertanian
Sejarah pertanian adalah bagian dari sejarah kebudayaan manusia. Dunia ada, manusia ada kehidupannya  berpindah pindah dan mereka makan dari alam. Masalah muncul ketika manusia bertambah dan kemampuan alam mencipta makanan tetap, Dari masalah diatas, terjadi revolusi pertanian.(http://en.wikipedia.org/wiki/Production_theory_basics)
Pertanian memaksa suatu kelompok orang untuk menetap dan dengan demikian mendorong kemunculan peradaban. Terjadi perubahan dalam sistem kepercayaan, pengembangan alat-alat pendukung kehidupan, dan juga kesenian akibat diadopsinya teknologi pertanian. Kebudayaan masyarakat yang tergantung pada aspek pertanian diistilahkan sebagai kebudayaan agraris. Sebagai bagian dari kebudayaan manusia, pertanian telah membawa revolusi yang besar dalam kehidupan manusia sebelum revolusi industri. Bahkan dapat dikatakan, revolusi pertanian adalah revolusi kebudayaan pertama yang dialami manusia Berdasarkan bukti-bukti peninggalan artefak, para ahli prasejarah saat ini bersepakat bahwa praktik pertanian pertama kali berawal di daerah "bulan sabit yang subur" di Mesopotamia sekitar 8000 SM.(http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_pertanian)
2.      Revolusi industri
Manusia makin banyak semetara Sumber daya alam semakin sedikit dan dengan adaya penemuan mesin uap  mulai digunakan mesin mesin untuk mempercepat produksi. Pemanfaatan mesin merubah segala lini kehidupan, dan mempengaruhi seluruh dunia (http://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Industri ). Revolusi industry merupakan perubahan radikal struktur masyarakat agraris ke industri serta perubahan penggunaan sarana produksi dari tenaga manusia ke tenaga mesin. Tahapan perkembangan menuju Revolusi Industri :
a)      Industri Rumah Tangga (home industry),
b)      Industri Manufaktur
c)      Industri Pabrik
Latar belakang munculnya revolusi industri :
a)      Meletusnya Perang Salib (1096-1291) yang menghubungkan antara Negara Eropa dan dunia Timur yang menyebabkan terjalin hubungan dagang antar keduanya.
b)      Munculnya kota-kota dagang di Eropa seperti Florence, Venesia, Genoa, yang diikuti dengan munculnya usaha-usaha industri kecil atau industri Rumah Tangga.
c)      Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan telah melahirkan ilmuwan-ilmuwan besar (http://adhyparker.blogspot.com/2009/01/hubungan-merkantilisme-revolusi.html).
3.      revolusi perkotaan
Revolusi perkotaan ditandai dengan meningkatnya pembangunan disuatu daerah menyebabkan daerah tersebut menjadi padat hingga membentuk suatu kota, pada saat ini menjamur kota-kota disuatu daerah.
4.      Revolusi informasi/telekomunikasi
Revolusi kumunikasi dan komonikasi dimulai dengan ditemukan telokumunikasi berupa telepon dan teknologi  komputer.
 Penggunaan awal untuk komputasi mulai berubah merambah semua unsur unsur kehidupan (baik yang mati maupun hidup). Siapa yang memegang informasi, dialah pemenang.(http://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Telekomunikasi dan impormasi).
Ciri-ciri revolusi imformasi dan komunikasi
1.      semakin tingginya peradaban yang ditopang oleh keberadaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.      penyerbuan komunikasi dan informasi yang menembus batas-batas budaya
3.      tinggi laju transformasi sosial
4.      perubahan gaya hidup (lifestyle).
5.      semakin tajamnya hubungan antara negara industri dengan negara berkembang, dengan kata lain terjadinya dominasi informasi oleh negara-negara maju terhadap negara-negara terbelakang(Abdul).
2)   ERA GLOBAL
Arus globalisasi baru mendapat perhatian yang serius dari berbagai Negara manakala teknologi, terutama informasi, komunikasi dan transportasi, berkembang sedemikian cepatnya. Dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, maka peristiwa dinegara lain dalam waktu yang bersamaan diketahui oleh penduduk Negara lain. (Sriartha, 2004).
Proses globalisasi disamping ditandai oleh kemajuan teknologi informasi dan transportasi juga ditandai dengan pesatnya perkembangan paham kapitalisme, yakni semakin terbukanya dan menglobalnya peran pasar, investasi dan proses produksi dari perusahaan-perusahaan trnsnasional, yang kemudian dikuatkan oleh ideology dan tata dunia perdagangan baru dibawah suatu aturan yang ditetapkan oleh organisasi perdagangan bebas secara global(Sriartha, 2004).
Menurut selo sumardjan dalam Sriartha, 2004. yang mengacu pada pandangan Alvin Toffler, menyatakan bahwa masyarakat didunia telah mengalami empat gelombang besar, yaitu gelombang pertama ditandai dengan berkembangnya meramu, kedua adanya aktifitas pertanian, ketiga ditandai dengan berkembangnya aktfitas indrustri keempat ditandai dengan berkembangnya media informasi yang sering pula disebut dengan postindrustri. Kharakteristik era global adalah adanya globalisasi.
·         Globalisasi
Pengertian Globalisasi
Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah(anonym,tt).
Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. (Menurut Edison A. Jamli, 2005 dalam tri, 2008).
Globalisasi dalam bermakna bumi sebagai suatu keutuhan seakan tanpa tapal batas negara, dunia menjadi amat transparan, serta saling ketergantungan antar bangsa di dunia semakin besar; dengan kata lain menjadikan dunia sebagai salah satu keutuhan, satu kesatuan(Umar, 2005; 134).
Menurut Nugroho, 2001; Rachbini, 2001; Thompson, 2001 dalam Sriartha, 2004; 8 dikatakan Globalisasi adalah proses kebudayaan yang ditandai dengan adanya kecenderungan wilayah-wilayah di dunia baik geografis maupun fisik menjadi semakin sempit, sehingga intensitas interaksi/dialog format sosial, budaya, ekonomi dan politik semakin intensif.
Menurut penulis sendiri globalisasi adalah proses perubahan yang terjadi secara mendunia, sehingga segala unsur-unsur nilai; sosial, budaya politik, ekonomi, maupun fenomena lainnya  seakan  tampa adanya batas lagi. Dengan kecenderungan interaksi sosial dari berbagai negara yang intensif.
Ciri utama dari globalisasi adalah perkembangan teknologi informasi secara cepat dan tidak adanya “border” yang sangat ketat untuk saling berinteraksi antara satu negara-negara lain (Hendriyadi, 2009).
Sealin itu  beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia:
  • Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
  • Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
  • Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional).
  • Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain(http://www.crayonpedia.org/mw/Ciri-Ciri_Globalisasi_9.2)
Di dalam era globalisasi sifat rasa kedaerahan, corak kebangsaan tidak lagi secara dominan dapat ditonjolkan, dunia seolah-olah makin akrab. Suatu bangsa tidak lagi merasa asing bila berada di suatu tempat bangsa lain, pakaian, makanan, dan bahkan bahasa tidak lagi menentukan identitas suatu bangsa. Pada saat ini hal itu baru merupakan kecendrungan-kecendrungan yang kelihatannya semakin nyata telah menanmpakkan sosok yang global, sosok yang mendunia (Anonim,2008).
Gelombang globalisasi sedang menerap seluruh aspek kehidupan dan penghidupan manusia, menyusup ke dalam seluruh unsur kebudayaan dengan dampak yang berbeda-beda. Setiap orang, kelompok, dan negara manapun tidak akan menghindar  atau menolak arus globalisasi. Karena itu untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan diperlukan upaya penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi (Sriartha, 2004: 2).
Terdapat empat bidang kekuatan globalisasi yang paling kuat dan menonjol daya dobrak globalisasi, yakni bidang iptek, ekonomi, lingkungan hidup dan pendidikan. Beberapa kencendrungan tersebut sebagai berikut:
1)      Bidang iptek yang mengalami perkembangan semakin cepat, utamanya dengan penggunaan berbagai teknologi canggih seperti komputer dan satelit. Globalisasi iptek memberi orientasi baru dalam bersikap dan berpikir di dunia internasional.
2)      Bidang ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional dan ekonomi global. Yang paling populer saat ini adalah dinamika perubahan ekonomi  negara menuju pasar bebas.
3)      Bidang lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan hidup suatu tempat memberi dampak negatif ke berbagai negara sekitarnya, bahkan mengancam planet bumi. Contoh yang paling populer sekarang adalah adanya pemanasan global.
4)      Bidang pendidikan  dalam kaitan dengan identitas bangsa, termasuk budaya nasioal dan budaya-budaya nusantara, dengan masuknya pengaruh global dapat mempengaruhi wawasan, pikiran, dan prilaku manusia, yang selanjutnya mungkin akan tercipta suatu ”budaya dunia” (Refleksi, 1990: 3 dalam Umar, 2005; 134).
·         Dampak Positif  Globalisaisi
Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme
1.      Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.
2.      Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
3.      Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa (Tri.2008).
4.      Semakin dipercayanya kebudayaan Indonesia; Dengan adanya internet,  bisa diketahui kebudayaan-kebudayaan bangsa lain, sehingga dapat dibandingkan ragam kebudayaan antarnegara, bahkan dapat terjadi adanya akulturasi budaya yang akan semakin memperkaya kebudayaan bangsa. Dengan memperbandingkan itu pula dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan budaya Indonesia bila dibandingkan dengan kebudayaan bangsa-bangsa lain. Ragam kebudayaan dan kekayaan alam negara Indonesia lebih dikenal dunia(Pattah,2008) .
·         Dampat Negatif
Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme.
1.      Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.
2.      Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
3.      Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
4.      Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
5.      Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa(Tri.2008).
6.      Kapitalisme pasar bebas yang bersanding manis dengan istilah ekonomi neoliberal memperlallkukan tenaga kerja, uang, tanah dan sumber alam sebagai factor froduksi semata atau komditas yang diperjual belikan.akibatnya, suplay dan demand dai tenaga kerja, uang, tanah dan sumber alam akan ditentukan dan menentukan harga di pasaran. Dampak langsung yang diakibatkan kondisi ini adalah krisis financial, instabilitas politik, dan ancaman kelentarian lingkungan(menurut ohio Elizabeth Fuller Collins dalam Gusbud,2010).
7.      Munculnya guncangan kebudayaan (cultural shock); guncangan budaya umumnya dialami oleh golongan tua yang terkejut karena melihat adanya perubahan budaya yang dilakukan oleh para generasi muda. Cultural Shock dapat diartikan sebagai ketidaksesuaian unsur-unsur yang saling berbeda sehingga menghasilkan suatu pola yang tidak serasi fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan.
8.      Munculnya ketimpangan kebudayaan (cultural lag) kondisi ini terjadi manakala unsur-unsur kebudayaan tidak berkembang secara bersamaan, salah satu unsur kebudayaan berkembang sangat cepat sedangkan unsur lainnya mengalami ketertinggalan. Ketertinggalan yang terlihat mencolok adalah ketertinggalan alam pikiran dibandingkan pesatnya perkembangan teknologi, kondisi ini terutama terjadi pada masyarakat yang sedang berkembang seperti Indonesia. Untuk mengejar ketertinggalan ini diperlukan penerapan system dan pola pendidikan yang berdisiplin tinggi. Contoh: Akibat kenaikan harga BBM pemerintah mengkonversi bahan bakar minyak menjadi gas dengan cara mensosialisasikan tabung gas ke masyarakat. Namun berhubung sebagian masyarakat belum siap, terkait dengan kenyamanan dan keamanan penggunaan tabung gas maka masyarakat kebayakan menolak konversi tersebut. Kondisi demikian menunjukkan adanya ketertinggalan budaya (cultural lag) oleh sebagian masyarakat terhadap perubahan budaya dan perkembangan kemajuan teknologi(Pattah, 2008)
Globalisasi berdampak bagi perkembangan sutu Negara dalam menghadapi perkembangan arus dunia internasional oleh karenanya diperlukan suatu pemahaman dalam menghadapi hal tersebut, yang sering disebut persepektif global.
Persepektif global merupakan cara pandang kita terhadap feomena-fenomena didunia ini secara menyeluruh, meliputi fenomena social, budaya, politik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan tehnologi dan lain sebagainya.  Dari pandangan itu akan muncul kesadaran bahwa dalam kehidupan ini segala sesuatu berkaitan dengan isu global, Dengan mempunyai wawasan tersebut digunakan sebagai pedoman kita berperilaku dalam kehidupan internasional yakni; Pergaulan internasional.
Dengan adanya persepektif global dapat dibentuk manusia yang;
  1. Bebas dari perilaku fanatik
  2. Bebas dari prilaku primodalisme.
  3. Sigap dan antisifasi terhadap hal-hal baru.
  4. Bebas dari perilaku chauvinisma
  5. Memilki wawasan luas.
  6. Bisa berkejasama
  7. Bisa mengunakan teknologi dan Memahami teknologi.
  8. Terbuka. Sikap terbuka terhadap perubahan, dan hal-hal lain.  
  9. Mempunyai sikap kritis teradap hal–hal baru yang didapat dalam pergaulan interasional.
  10. Tidak melupakan budaya sendiri dalam artian mencintai budaya yang kita miliki,
  11. Unggul dan memiliki ciri khas mempunyai kharakter.
Pentingnya Persefektif Global Diajarkan Disekolah-Sekolah
Perspektif global merupakan pandangan yang timbul dari kesadaran bahwa dalam kehidupan ini segala sesuatu selalu berkaitan dengan isu global. Orang sudah tidak memungkinkan lagi bisa mengisolasi diri dari pengaruh global. Manusia merupakan bagian dari pergerakan dunia, oleh karena itu harus memperhatikan kepentingan sesama warga dunia. Tujuan umum pengetahuan tentang perspektif global adalah selain untuk menambah wawasan juga untuk menghindarkan diri dari cara berpikir sempit, terkotak oleh batas-batas subyektif, primordial (lokalitas) seperti perbedaan warna kulit, ras, nasionalisme yang sempit, dan sebagainya.
Pendidikan berwawasan global penting bagi proses pendidikan yang dirancang untuk mempersdiapkan anak didik dengan kemampuan dasar intelektual dantanggung jawab guna memasuki kehidupan yang bersifat kompetitif dan dengan derajat saling menggantungkan antar bangsa yang sangat tinggi. Pendidikan harus mengkhaitkan proses pendidikan yang berlangsung di sekolah dengan nilai-nilai yang selalu berubah di masyarakat global. Dengan demikian, sekolah harus memiliki orientasi nilai, di mana masyarakat tersebut harus selalu dikaji dalam kaitannya dengan masyarakat dunia (Renggani, 2007).
Dengan demikian pentingnya (urgensi) wawasan perspektif global dalam pengelolaan pendidikan ialah sebagai langkah upaya dalam peningkatan mutu pendidikan nasional. Hal ini dikarenakan seperti yang telah dituliskan sebelumnya, dengan wawasan perspektif global kita dapat menghindarkan diri dari cara berpikir sempit dan terkotak-kotak oleh batas subyektif sehingga pemikiran kita lebih berkembang.
 Kita dapat melihat sistem pendidikan di negara lain yang telah maju dan berkembang. (http://www.fsrd.itb.ac.id/wp-content/uploads/Globalisasi.pdf).


DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008. Pengantar Pendidikan (Masyarakat Masa Depan). Diposkan september 17tahun 2008 diakses di http://cafestudi061.wordpress.com/2008/09/17/masyarakat-masa-depan. diakses pada tanggal 11 Oktober 2010.
Anonim,tt. Globalisasi diakses di http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi diakes pada tanggal 10 oktober 2010
Darmiyati, Tri.2008.Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai-Nilai Nasionalisme diposkan pada Selasa 11 Maret 2008 pukul 14:30:17 diakses pada 10 oktober 2010
Gusbud,2010. Dampak Globalisasi Ekonomi Dan Pengaruh Globalisasi Negatif & Positif  Diposkan  Senin, 18 Januari 2010 pukul  09.16 diakses di http://www.gusbud.web.id/2010/01/dampak-globalisasi-ekonomi-dan-pengaruh.html diakses pada 10 oktober 2010 .
Hendriyadi, 2009. Pemimpin Lokal Berwawasan Global. Diakses di http://netsains.com/2009/05/mengapa-dibutuhkan-pemimpin-lokal-berwawasan-global-menjawab-pembangunan-indonesia-2019/ diposkan pada tanggal 4 Mei 2009 diakses pada tanggal 10 oktober 2010
Pattah, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk Smp/Ma Kelas IX.jakarta; Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Renggani, 2007. Pendidikan berwawasan Global. Diakses di http://re-searchengines.com/1007renggani.html Diposkan pada tanggal 3 oktober 2007 diakses 10 oktober 2010
Sriartha, dkk. 2004. Perspektif Global. IKIP SINGARAJA (tidak diterbitkan)
Sumarmo,dkk. 1997. Sejarah Budaya 3 A diakses di http://id.wikipedia.org/wiki/Prasejarah diakses pada tanggal 10 oktober 2010
Tirtarahardja, Umar. 2005. Pengantar Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: PT RINEKA CIPTA.

Tidak ada komentar: