A.
JUDUL : PEMETAAN POTENSI WISATA ALAM KECAMATAN SUKASADA, KABUPATEN BULELENG (Pendekatan Sistem Informasi Geografi)
B.
IDENTITAS PENULIS
NAMA : I NYOMAN SUPARIARTA
NIM : 0814031019
KELAS : A
JURUSAN : PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS : ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS : PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA
C.
LATAR BELAKANG
Provinsi
Bali merupakan sebuah provinsi bagian dari wilayah kepulauan Indonesia. Provinsi
Bali tidak seperti provinsi lain di Indonesia yang memiliki sumber daya alam
yang potensial seperti pertambangan dan hutan, sehingga pembangunan dibidang
ekonomi, Provinsi bali bertumbu pada tiga sektor unggulan yaitu: Sektor
pertanian dalam arti luas, sektor industri kecil dan menengah dan sektor
Pariwisata sebagai sektor yang ditonjolkan (Bappeda Provinsi Bali, 2011).
Provinsi
Bali merupakan daerah yang terkenal di mancanegara sebagai tujuan wisata yang
ramai dikunjungi oleh wisatawan, baik wisatawan mancanegara dan wisatawan
domistik. Hal ini diungkap
oleh Kepala Bappeda Provinsi Bali yang disampaikan dalam ranga pertemuan ilmiah
tahunan ikatan geografi Indonesia, yang isinya:
Kunjungan langsung wisatawan mancanegara ke Bali
tahun 2009: 2,38 juta orang, meningkat sebesar 20,81% dari tahun 2008: 1,97
juta orang, meningkat 8,40% dari tahun 2009. Sedangkan kunjugan wisatawan nusantara
meningkat sebesar 21,47% dari 2,9 orang tahun 2008 menjadi 3.5 juta orang tahun
2009 sedangkan pada tahun 2010 sebanyak 4,65 juta orang.
Berdasarkan data diatas ditarik sebuah
kesimpulan provinsi Bali sangat layak dikembangkan sebagai tujuan wisata. Kemasyuran
Bali sebagai daerah pariwisata sangat ditunjang oleh keunikan sosial budaya
yang dimiliki masyarakat Bali dengan Agama Hindu sebagai pemberi karakter yang
dominan, di samping juga keindahan alam dan kekhasan budaya lokal yang dimiliki.
Pulau
Bali memiliki keragaman budaya yang menunjang estetika seni masyarakat Bali
baik secara religius maupun secara sosial masyarakat Bali. Misalnya sistem pertanian
subak, tarian-tarian Bali, gambelan-gambelan, upacara-upacara keagamaan yang
selalu mewarnai kehidupan masyarakat Bali.
Kehidupan
masyarakat berlandaskan akan konsep Tri Hita Karana, yakni tiga
penyebab keharmonisan dalam kehidupan. Melandasi setiap
organisasi tradisional yang ada di Bali. Hal ini diungkap oleh Surpha
(2006:71 dalam Sedana,2008) yang
mengatakan bahwa falsafah Tri Hita Karana pada hakikatnya merupakan
pengejawantahan dari hubungan manusia dengan Tuhan/Hyang Widhi, hubungan manusia dengan manusia serta mahluk
lainnya dan hubungan manusia dengan alam lingkungannya dimana ia berada, adalah
proyeksi Pancasradha agama Hindu ke dalam tata kehidupan masyarakat Bali, baik
secara individual maupun kolektif dalam bentuk organisasi desa pekraman, banjar
adat. Kehidupanan masyarakat secara gotong royong memberi karakteristik
tersendiri bagi masyarakat Bali, dalam menjalin kekompakan dalam aktifitasnya.
Hal ini tidak terlepas dari masih kuatnya peraturan anggota masyarakat yang sifatnya
mengikat dalam kehidupannya(Perarem),
dibalut dalam sebuah peraturan hukum disebut Awig-awig.
Bali
dikenal memiliki panorama alam yang indah, hadir mengiasi pulau ini. Desebelah
barat Pulau Bali yakni daerah alas cekik, pulau menjangan, taman nasional bali
barat, teluk terima, menampilkan nuansa keasrian alami bagi pulau ini. Disemenajung
selatan dengan hadirnya pantai sanur, kuta, nusa dua, tanah lot dan sepanjang
pantai selatan Bali merupakan tujuan wisata alam pantai. Disebelah timur hadirnya
trunyan, gua lawah, danau batur, membalut kesakralan alam pulau ini. Dibagian
tengah pulau bali diselimuti pesona alam eksotis dengan hadirnya jatiluwih, kebun
raya bedugul, mongky fores, alaskedaton
merupakan wisata alam yang berbasis keindahan flora dan fauna. Di sepanjang
utara pulau Bali hadirnya lovina, gitgit, air panas banjar, dan air sanih merupakan
daya tarik bagi para wisatawan untuk meluangkan waktunya berlibur ke pulau
dewata ini.
Sebagai salah satu Kabupaten di Bali,
Buleleng mengembangkan wilayahnya sebagai daerah pariwisata. Menurut Astawa(2009)
pengembangan pariwisata di Kabupaten Buleleng tampak lebih menonjolkan
keindahan alam yang dimilikinya. Daerah pariwisata yang telah cukup terkenal
diantaranya adalah “Lovina” dengan pesona pantainya yang menghadap ke gunung (nyegara gunung), “Air Sanih” dengan
kolam air tanah dan pesona pantainya yang juga menghadap ke gunung (nyegara gunung), serta Gitgit dengan
suasana kesejukan udara pegunungan dan air terjunnya. Realitas yang telah
terjadi terkait dengan pengembangan pariwisata di Kabupaten Buleleng tampaknya
masih belum mampu menyaingi pariwisata di Bali selatan yang lebih menonjolkan
pariwisata budayanya.
Pengembangan pariwisata di daerah Buleleng
telah mengalami kemajuan yang pesat. Hal ini diungkap kepala dinas Kebudayaan dan Pariwisata Buleleng, Putu
Tastra Wijaya dalam bali.antaranews yang menyatakan:
Jumlah kunjungan
wisatawan asing ke Buleleng pada tahun 2010 tercatat 545.132 orang. Diduga Tahun
2011 akan mengalami peningkatakan pesat, mengingat hingga Mei lalu jumlah
kunjungan sudah mencapai 156.500 orang. Dengan jumlah kunjungan Objek wisata yang banyak dikunjungi antara lain
sumber air panas Banjar, Pantai Lovina, Air Terjun Gitgit, Air Sanih, Pura
Beji, Pura Pulaki, Vihara Banjar, dan Taman Nasional Bali Barat.
Dari paparan diatas terlihat pengembangan
derah Buleleng sebagai daerah tujuan wisata mengalami kemajuan yang pesat. Salah
satu potensi wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Buleleng adalah Kecamatan Sukasada.
Kecamatan Sukasada merupakan bagian dari daerah administrasi Kabupaten Buleleng.
Keberadaan desa-desa di Kecamatan Sukasada dipandang memiliki beragam potensi
wisata yang patut untuk dikembangkan. Keberadaaan dari air terjun gitgit, air terjun
bertingkat gitgit, air terjun aling-aling, air terjun kroya, air terjun cemara,
air terjun pucuk, air terjun dedari, air terjun kembar, danau buyan, mongkey fores, recefield Teracdess ambengan dan berbagai potensi wisata di
kecamatan sukasada dipandang akan menarik para wisatawan untuk berkunjung di daerah
ini.
Hal senada diungkap oleh Hardhi(2011)
dalam tulisannya yang berjudul ”Analisis Potensi Dan Pengembangan Desa
Sambangan Sebagai Desa Wisata” yang
menyatakan;
Desa Sambangan yang terletak di Kecamatan Sukasada
adalah daerah dengan panorama perbukitan yang hijau, memiliki bendungan dan
dikelilingi air terjun. Disamping dikelilingi air terjun serta sebuah bendungan
yang sangat cocok untuk wisata alam seperti treking dan juga meditasi, karena
banyak memilki tempat menawarkan ketenangan jiwa.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan,
Dipandang Kecamatan Sukasada memiliki potensi untuk dikembangkan. Keberadaannya
yang cenderung menarik peratian wisatawan diasumsikan akan menambah pendapatan pariwisata
masyarakat bali utara sebagai daerah wisata.
Namun keberadaan dari potensi pariwisata ini, kurang dikenal. Kecendrungan
wisatawan luar maupun wisatawan lokal belum mengetahui potensi yang terkandung
di Kecamatan Sukasada jika dilihat secara fisiografis daerah Sukasada yang mendukung
untuk dikunjungi. Kurangnya sebuah informasi merupakan sebuah permasalahan yang
dipandang dihadapi, Sehingga cenderung berimplikasi terhadap kunjungan wisata.
Berkaitan dengan pemberian informasi erat kaitannya dengan tulisan ilmiah,
penelitian, promosi, surat dan media massa, baik secara manual maupun
elektronik. Hal inilah merupakan salah satu pembantu dalam menyebarluaskan informasi
kepada wisatawan, pemerintah, maupun
masyarakat luas.
Selain daripada itu Wisatawan luar baik lokal,
nusantara maupun mancanegara, belum memiliki sebuah informasi yang dapat digunakan
sebagai acuan para wisatawan untuk berkunjung ketempat wisata ini. Berkaitan
dengan acuan suatu tempat atau lokasi suatu daerah, dipandang diperlukan peta. Oleh
karena itu diperlukan sebuah aplikasi perpetaan atau imformasi dalam memetakan lokasi
daerah wisata Kecamatan Sukasada.
Seiring dengan perkembangan Informasi dan
komonikasi telah hadir berbagai penemuan-penemuan yang membantu manusia dalam
memberikan informasi yang akurat mengenai keadaan suatu daerah, sehingga
manusia dapat berpergian ke suatu tempat atau wilayah. Untuk itu SIG hadir sebagai sebuah aplikasi perpetaan
dalam pengolahan data baik secara manual dan digital, yang memberikan kemudahan
bagi manusia dalam memetakan suatu daerah.
Aplikasi
SIG hampir mencakup semua bidang kehidupan manusia, diantaranya adalah peranan
SIG untuk bidang sumber daya alam, perencanaan, kependudukan, telekomunikasi,
lingkungan, kesehatan, pertahanan, pariwisata, perpajakan dan militer
(Prahasta, 2002: 6-8). Perwujudan data dalam bentuk peta yang dilukiskan dengan
simbol warna, titik, bidang, dan garis yang umumnya digunakan dalam peta dua
dimensi untuk mewakili setiap spasial yang berbeda akan sangat memudahkan
pengguna untuk melihat perbedaan suatu fenomena. Sedangkan manfaat yang diberikan SIG terutama
adalah kemudahan yang akan diberikan dalam melihat fenomena kebumian dengan
perspektif yang lebih baik(Widnyana, 2011).
Keunggulan dari Aplikasi SIG dalam
perpetaaan sangat berpotensi digunakan sebagai sebuah acuan dalam memetakan
lokasi suatu daerah dalam kaitannya dengan pengembangan pariwisata. Untuk
mengembangkan pariwisata di Bali Utara, tidak cukup dengan teknologi sederhana
dan pelaksanaannya setengah hati, setidaknya secara konseptual untuk
dipergunakan dalam mengambil keputusan dalam kebijakan pemerintah dalam dunia
pariwisata dan pengembangan daerah. Dibutuhkan data geografis yang akurat dan ilmiah(Astawa,
2009).
Apabila
benar kecenderungan dari kurangnya informasi potensi wisata alam di Kecamatan
Sukasada Kabupaten Buleleng. Tentunya Hal tersebut tidak diinginkan oleh pemerintah maupun
masyarakat Kecamatan Sukasada. Berdasarkan masalah tersebut menarik kiranya diangkat
sebagai penelitian yang berjudul “PEMETAAN POTENSI WISATA ALAM KECAMATAN SUKASADA, KABUPATEN BULELENG (Pendekatan Sistem Informasi Geografi )
D.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah :
1.
Faktor fisiografis apa yang mendukung obyek wisata alam
Kecamatan Sukasada?
2.
Bagaimana memetakan potensi wisata alam Kecamatan
Sukasada dengan prinsif kerja SIG?
E.
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuannya adalah:
1.
Untuk mengetahui Faktor fisiografis apa yang mendukung
obyek wisata alam Kecamatan Sukasada?
2.
Bagaimana cara memetakan potensi wisata alam Kecamatan
Sukasada dengan prinsif kerja SIG?
F.
MANFAAT HASIL PENELITIAN
1. Manfaat secara teoritis
Secara teoritis karya tulis ini bermanfaat
dalam penambahan teori dalam menentukan faktor-faktor fisiografis dalam
menunjang sebuah obyek menjadi tujuan wisata. Selain itu menambah referensi
dalam memetakan sebuah daerah sebagai potensi wisata
2. Manfaat secara praktis
1).Bagi masyarakat
Memberikan sebuah
informasi tentang potesi wisata alam Kecamatan Sukasada.
2).Bagi pemerintah
Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan suatu alternatif dalam pemberdayaan Kecamatan
Sukasada daerah wisata.
3).Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan
dapat digunakan sebagai pengetahuan tentang faktor fisiografis menunjang sebuah
obyek wisata dan menambah informasi dalam memetakan potensi wisata disamping
menentukan kelas-kelas sebuah potensi wisata.
DAFTAR PUSTAKA
______ ,2011.Bappeda Provinsi bali. Kebijakan Pembangunan Pemerintah
Provinsi Bali( Disapaikan dalam rangka pertemuan ilmiah provinsi Bali tahun
2011
Arta, Sedana.2008. Integrasi
Sosial Pada Subak Multietnik Di Kabupaten Buleleng. Undiksha(Tidak
Diterbitkan)
Astawa,dkk.2009. Implementasi
Sistem Informasi Geografis (SIG) Dalam Mewujudkan Paket Wisata Budaya
Berlandasakan Tri Hita Karana Di Pantai Utara Bali. Undiksha(Tidak Diterbitkan)
Prahasta, Edy. 2002. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi
Geografis. Bandung:
Informatika.
Wijaya, Putu Tastra. 2011. Arus
Kunjungan Wisatawan Ke Buleleng Meningkat. Dikses Di http://bali.antaranews.com/berita/11761/arus-kunjungan-wisatawan-ke-buleleng-meningkat.
diposkan pada Hari jutmat, 24 Juni 2011. Diakses pada tanggal 25 november 2011
Yasa, Hardi.2011. Analisis potensi
dan pengembangan desa sambangan sebagai desa wisata.Skripsi(Tidak diterbitkan). Jurusan
Pendidikan Geografi, Undiksha Singaraja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar