Kamis, 10 Mei 2012

profosal SIG

A.    JUDUL :    PEMETAAN POTENSI WISATA ALAM  KECAMATAN SUKASADA, KABUPATEN BULELENG (Pendekatan Sistem Informasi Geografi)

B.     IDENTITAS PENULIS
NAMA                  : I NYOMAN SUPARIARTA
NIM                      : 0814031019
KELAS                 : A
JURUSAN            : PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS         : ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS   : PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA

C.    LATAR BELAKANG
Provinsi Bali merupakan sebuah provinsi bagian dari wilayah kepulauan Indonesia. Provinsi Bali tidak seperti provinsi lain di Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang potensial seperti pertambangan dan hutan, sehingga pembangunan dibidang ekonomi, Provinsi bali bertumbu pada tiga sektor unggulan yaitu: Sektor pertanian dalam arti luas, sektor industri kecil dan menengah dan sektor Pariwisata sebagai sektor yang ditonjolkan (Bappeda Provinsi Bali, 2011).
Provinsi Bali merupakan daerah yang terkenal di mancanegara sebagai tujuan wisata yang ramai dikunjungi oleh wisatawan, baik wisatawan mancanegara dan wisatawan domistik. Hal ini diungkap oleh Kepala Bappeda Provinsi Bali yang disampaikan dalam ranga pertemuan ilmiah tahunan ikatan geografi Indonesia, yang isinya:
Kunjungan langsung wisatawan mancanegara ke Bali tahun 2009: 2,38 juta orang, meningkat sebesar 20,81% dari tahun 2008: 1,97 juta orang, meningkat 8,40% dari tahun 2009. Sedangkan kunjugan wisatawan nusantara meningkat sebesar 21,47% dari 2,9 orang tahun 2008 menjadi 3.5 juta orang tahun 2009 sedangkan pada tahun 2010 sebanyak 4,65 juta orang.

Berdasarkan data diatas ditarik sebuah kesimpulan provinsi Bali sangat layak dikembangkan sebagai tujuan wisata. Kemasyuran Bali sebagai daerah pariwisata sangat ditunjang oleh keunikan sosial budaya yang dimiliki masyarakat Bali dengan Agama Hindu sebagai pemberi karakter yang dominan, di samping juga keindahan alam dan  kekhasan budaya lokal yang dimiliki.
Pulau Bali memiliki keragaman budaya yang menunjang estetika seni masyarakat Bali baik secara religius maupun secara sosial masyarakat Bali. Misalnya sistem pertanian subak, tarian-tarian Bali, gambelan-gambelan, upacara-upacara keagamaan yang selalu mewarnai kehidupan masyarakat Bali.
Kehidupan masyarakat berlandaskan akan konsep Tri Hita Karana, yakni  tiga penyebab keharmonisan dalam kehidupan. Melandasi setiap organisasi tradisional yang ada di Bali. Hal ini diungkap oleh Surpha (2006:71 dalam Sedana,2008) yang mengatakan bahwa falsafah Tri Hita Karana pada hakikatnya merupakan pengejawantahan dari hubungan manusia dengan Tuhan/Hyang Widhi, hubungan manusia dengan manusia serta mahluk lainnya dan hubungan manusia dengan alam lingkungannya dimana ia berada, adalah proyeksi Pancasradha agama Hindu ke dalam tata kehidupan masyarakat Bali, baik secara individual maupun kolektif dalam bentuk organisasi desa pekraman, banjar adat. Kehidupanan masyarakat secara gotong royong memberi karakteristik tersendiri bagi masyarakat Bali, dalam menjalin kekompakan dalam aktifitasnya. Hal ini tidak terlepas dari masih kuatnya peraturan anggota masyarakat yang sifatnya mengikat dalam kehidupannya(Perarem), dibalut dalam sebuah peraturan hukum disebut Awig-awig.
Bali dikenal memiliki panorama alam yang indah, hadir mengiasi pulau ini. Desebelah barat Pulau Bali yakni daerah alas cekik, pulau menjangan, taman nasional bali barat, teluk terima, menampilkan nuansa keasrian alami bagi pulau ini. Disemenajung selatan dengan hadirnya pantai sanur, kuta, nusa dua, tanah lot dan sepanjang pantai selatan Bali merupakan tujuan wisata alam pantai. Disebelah timur hadirnya trunyan, gua lawah, danau batur, membalut kesakralan alam pulau ini. Dibagian tengah pulau bali diselimuti pesona alam eksotis dengan hadirnya jatiluwih, kebun raya bedugul, mongky fores, alaskedaton merupakan wisata alam yang berbasis keindahan flora dan fauna. Di sepanjang utara pulau Bali hadirnya lovina, gitgit, air panas banjar, dan air sanih merupakan daya tarik bagi para wisatawan untuk meluangkan waktunya berlibur ke pulau dewata ini.
Sebagai salah satu Kabupaten di Bali, Buleleng mengembangkan wilayahnya sebagai daerah pariwisata. Menurut Astawa(2009) pengembangan pariwisata di Kabupaten Buleleng tampak lebih menonjolkan keindahan alam yang dimilikinya. Daerah pariwisata yang telah cukup terkenal diantaranya adalah “Lovina” dengan pesona pantainya yang menghadap ke gunung (nyegara gunung), “Air Sanih” dengan kolam air tanah dan pesona pantainya yang juga menghadap ke gunung (nyegara gunung), serta Gitgit dengan suasana kesejukan udara pegunungan dan air terjunnya. Realitas yang telah terjadi terkait dengan pengembangan pariwisata di Kabupaten Buleleng tampaknya masih belum mampu menyaingi pariwisata di Bali selatan yang lebih menonjolkan pariwisata budayanya.
Pengembangan pariwisata di daerah Buleleng telah mengalami kemajuan yang pesat. Hal ini diungkap kepala dinas Kebudayaan dan Pariwisata Buleleng, Putu Tastra Wijaya dalam bali.antaranews  yang menyatakan:
Jumlah kunjungan wisatawan asing ke Buleleng pada tahun 2010 tercatat 545.132 orang. Diduga Tahun 2011 akan mengalami peningkatakan pesat, mengingat hingga Mei lalu jumlah kunjungan sudah mencapai 156.500 orang. Dengan jumlah kunjungan Objek wisata yang banyak dikunjungi antara lain sumber air panas Banjar, Pantai Lovina, Air Terjun Gitgit, Air Sanih, Pura Beji, Pura Pulaki, Vihara Banjar, dan Taman Nasional Bali Barat.

Dari paparan diatas terlihat pengembangan derah Buleleng sebagai daerah tujuan wisata mengalami kemajuan yang pesat. Salah satu potensi wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Buleleng adalah Kecamatan Sukasada. Kecamatan Sukasada merupakan bagian dari daerah administrasi Kabupaten Buleleng. Keberadaan desa-desa di Kecamatan Sukasada dipandang memiliki beragam potensi wisata yang patut untuk dikembangkan. Keberadaaan dari air terjun gitgit, air terjun bertingkat gitgit, air terjun aling-aling, air terjun kroya, air terjun cemara, air terjun pucuk, air terjun dedari, air terjun kembar, danau buyan, mongkey fores, recefield Teracdess ambengan dan berbagai potensi wisata di kecamatan sukasada dipandang akan menarik para wisatawan untuk berkunjung di daerah ini.
Hal senada diungkap oleh Hardhi(2011) dalam tulisannya yang berjudul ”Analisis Potensi Dan Pengembangan Desa Sambangan Sebagai Desa Wisata” yang menyatakan;
Desa Sambangan yang terletak di Kecamatan Sukasada adalah daerah dengan panorama perbukitan yang hijau, memiliki bendungan dan dikelilingi air terjun. Disamping dikelilingi air terjun serta sebuah bendungan yang sangat cocok untuk wisata alam seperti treking dan juga meditasi, karena banyak memilki tempat menawarkan ketenangan jiwa.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan, Dipandang Kecamatan Sukasada memiliki potensi untuk dikembangkan. Keberadaannya yang cenderung menarik peratian wisatawan diasumsikan akan menambah pendapatan pariwisata masyarakat bali utara sebagai daerah wisata.  Namun keberadaan dari potensi pariwisata ini, kurang dikenal. Kecendrungan wisatawan luar maupun wisatawan lokal belum mengetahui potensi yang terkandung di Kecamatan Sukasada jika dilihat secara fisiografis daerah Sukasada yang mendukung untuk dikunjungi. Kurangnya sebuah informasi merupakan sebuah permasalahan yang dipandang dihadapi, Sehingga cenderung berimplikasi terhadap kunjungan wisata. Berkaitan dengan pemberian informasi erat kaitannya dengan tulisan ilmiah, penelitian, promosi, surat dan media massa, baik secara manual maupun elektronik. Hal inilah merupakan salah satu pembantu dalam menyebarluaskan informasi kepada wisatawan, pemerintah,  maupun masyarakat luas. 
Selain daripada itu Wisatawan luar baik lokal, nusantara maupun mancanegara, belum memiliki sebuah informasi yang dapat digunakan sebagai acuan para wisatawan untuk berkunjung ketempat wisata ini. Berkaitan dengan acuan suatu tempat atau lokasi suatu daerah, dipandang diperlukan peta. Oleh karena itu diperlukan sebuah aplikasi perpetaan atau imformasi dalam memetakan lokasi daerah wisata Kecamatan Sukasada.
Seiring dengan perkembangan Informasi dan komonikasi telah hadir berbagai penemuan-penemuan yang membantu manusia dalam memberikan informasi yang akurat mengenai keadaan suatu daerah, sehingga manusia dapat berpergian ke suatu tempat atau wilayah. Untuk itu  SIG hadir sebagai sebuah aplikasi perpetaan dalam pengolahan data baik secara manual dan digital, yang memberikan kemudahan bagi manusia dalam memetakan suatu daerah.
Aplikasi SIG hampir mencakup semua bidang kehidupan manusia, diantaranya adalah peranan SIG untuk bidang sumber daya alam, perencanaan, kependudukan, telekomunikasi, lingkungan, kesehatan, pertahanan, pariwisata, perpajakan dan militer (Prahasta, 2002: 6-8). Perwujudan data dalam bentuk peta yang dilukiskan dengan simbol warna, titik, bidang, dan garis yang umumnya digunakan dalam peta dua dimensi untuk mewakili setiap spasial yang berbeda akan sangat memudahkan pengguna untuk melihat perbedaan suatu fenomena.  Sedangkan manfaat yang diberikan SIG terutama adalah kemudahan yang akan diberikan dalam melihat fenomena kebumian dengan perspektif yang lebih baik(Widnyana, 2011).
Keunggulan dari Aplikasi SIG dalam perpetaaan sangat berpotensi digunakan sebagai sebuah acuan dalam memetakan lokasi suatu daerah dalam kaitannya dengan pengembangan pariwisata. Untuk mengembangkan pariwisata di Bali Utara, tidak cukup dengan teknologi sederhana dan pelaksanaannya setengah hati, setidaknya secara konseptual untuk dipergunakan dalam mengambil keputusan dalam kebijakan pemerintah dalam dunia pariwisata dan pengembangan daerah. Dibutuhkan data geografis yang akurat dan ilmiah(Astawa, 2009).
Apabila benar kecenderungan dari kurangnya informasi potensi wisata alam di Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng. Tentunya Hal tersebut  tidak diinginkan oleh pemerintah maupun masyarakat Kecamatan Sukasada. Berdasarkan masalah tersebut menarik kiranya diangkat sebagai penelitian yang berjudul PEMETAAN POTENSI WISATA ALAM  KECAMATAN SUKASADA, KABUPATEN BULELENG (Pendekatan Sistem Informasi Geografi )

D.    RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah :
1.      Faktor fisiografis apa yang mendukung obyek wisata alam Kecamatan Sukasada?
2.      Bagaimana memetakan potensi wisata alam Kecamatan Sukasada dengan prinsif kerja SIG?

E.     TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuannya adalah:
1.      Untuk mengetahui Faktor fisiografis apa yang mendukung obyek wisata alam Kecamatan Sukasada?
2.      Bagaimana cara memetakan potensi wisata alam Kecamatan Sukasada dengan prinsif kerja SIG?

F.     MANFAAT HASIL PENELITIAN
1.      Manfaat secara teoritis
Secara teoritis karya tulis ini bermanfaat dalam penambahan teori dalam menentukan faktor-faktor fisiografis dalam menunjang sebuah obyek menjadi tujuan wisata. Selain itu menambah referensi dalam memetakan sebuah daerah sebagai potensi wisata
2.      Manfaat secara praktis
1).Bagi masyarakat
Memberikan sebuah informasi tentang potesi wisata alam Kecamatan Sukasada.
2).Bagi pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu alternatif dalam pemberdayaan Kecamatan Sukasada daerah wisata.
3).Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pengetahuan tentang faktor fisiografis menunjang sebuah obyek wisata dan menambah informasi dalam memetakan potensi wisata disamping menentukan kelas-kelas sebuah potensi wisata.

DAFTAR PUSTAKA

______ ,2011.Bappeda Provinsi bali. Kebijakan Pembangunan Pemerintah Provinsi Bali( Disapaikan dalam rangka pertemuan ilmiah provinsi Bali tahun 2011
Arta, Sedana.2008. Integrasi Sosial Pada Subak Multietnik Di Kabupaten Buleleng. Undiksha(Tidak Diterbitkan)
Astawa,dkk.2009. Implementasi Sistem Informasi Geografis (SIG) Dalam Mewujudkan Paket Wisata Budaya Berlandasakan Tri Hita Karana Di Pantai Utara Bali. Undiksha(Tidak Diterbitkan)
Prahasta, Edy. 2002. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung: Informatika.
Wijaya, Putu Tastra. 2011. Arus Kunjungan Wisatawan Ke Buleleng Meningkat. Dikses Di http://bali.antaranews.com/berita/11761/arus-kunjungan-wisatawan-ke-buleleng-meningkat. diposkan pada Hari jutmat, 24 Juni 2011. Diakses pada tanggal 25 november 2011
Yasa, Hardi.2011. Analisis potensi dan pengembangan desa sambangan sebagai desa wisata.Skripsi(Tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Geografi, Undiksha  Singaraja.












Tidak ada komentar: