Senin, 21 Mei 2012

”PERANAN SUBAK DALAM MEMBANGUN PERTANIAN MASYARAKAT SAMSAM”

”PERANAN SUBAK DALAM MEMBANGUN PERTANIAN MASYARAKAT SAMSAM”





OLEH:
I NYOMAN SUPARIARTA
0814031019
A

 






fakultas ilmu sosial
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA
2011


KATA PENGANTAR

            Puji syukur dipanjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatNylah makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan makalah  ini ini merupakan tugas mata kuliah Geografi Pertanian.
Adapun hal yang dibahas dalam makalah ini adalah mengenai ”Peranan Subak Dalam Membangun Pertanian Masyarakat Samsam”. Proses penyusunan makalah  ini tidak terlepas dari bantuan daru berbagai pihak. Oleh karena itu, sebagai rasa syukur dan hormat, melalui kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini.
      Disadari bahwa makalah tugas mata kuliah Geografi pertanian  ini masih jauh dari sempurna, mengingat sejumlah keterbatasan yang dimiliki. Untuk itu diharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif baik dari segi penulisan maupun kedalaman materi demi kesempurnaan makalah ini. Sebagai akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.


                                                                                    Singaraja, 22 November 2011

                                                                                                            Penulis









DAFTAR ISI

                                                                                                                                
Halaman Judul...............................................................................................        i
Kata Pengantar..............................................................................................       ii
Daftar Isi........................................................................................................      iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang.........................................................................................       1
1.2.Rumusan Masalah....................................................................................       2
1.3.Tujuan Penulisan......................................................................................       2
1.4.Mamfaat Penulisan..................................................................................       2
BAB II PEMBAHASAN
2.1.  Peranan Subak Dalam Pertanian............................................................      4
2.2. Peran Subak Dalam Membangun
Pertanian masyarakat di daeaah samsam................................................       6
BAB III PENUTUP
3.1. Simpulan.................................................................................................       8
3.2. Saran.......................................................................................................      8
DAFTAR PUTAKA




BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
            Secara astronomis dan geografis Indonesia merupakan wilayah yang kaya akan sumber daya alam. Hal ini dikarenakan wilayah Indonesia jika dikaji secara astronomis terletak di garis khatulitiwa yang menyebabkan Indonesia beriklim trofis. Selain itu letak Indonesia secara geografis terletak antara dua benua dan dua samudra menyebabkan Indonesia beriklim muson dan laut. Letak Indonesia didaerah cincin api dunia menyebabkan wilayah Indonesia kaya akan gunung berapi yang mengakibatkan hampir semua wilayah Indonesia memiliki tanah yang subur untuk pertanian, sehingga hampir segala sektor perekonomian penduduk dipokuskan pada usaha pertanian. Hal inilah menyebabkan Indonesia dikatakan Negara yang agraris.
Bali adalah nama salah satu provinsi di Indonesia dan juga merupakan nama pulau terbesar yang menjadi bagian dari provinsi tersebut. Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan dan Pulau Serangan. Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota provinsinya ialah Denpasar yang terletak di bagian selatan pulau ini (http://id.wikipedia.org/wiki/Bali). Pulau bali merupakan wilayah yang terkenal dimancanegara hal ini tidak terlepas dari 3 potensi yang dimilikinya  yakni dilihaat secara pertanian, budaya dan fanorama alam yang dimilikinya. Dilihat dari segi panorama alam, wilayah bali merupakan wilayah yang memiliki panorama alam yang menarik. Dilihat secara budaya masyakat bali memiliki berbagai kebudayaan yang unik, dan sakral yang memiliki nilai religious yang tinggi . Sedangkan jika dilihat dari segi pertanian masyarakat bali memiliki sebuah sistem pertanian yang unik yang lebih dikenal dengan sistem pertanian subak.
Membangun masyarakat merupakan usaha sadar dalam meningkatkan tarap hidup dan kesejahtraan masyarakat. Sebagai bangsa yang agraris masyarakat bali menitik beratkan pembangunannya dalam membangun masyarakat secara berkesinambungan, baik membangun masyarakat secara ekonomi dan sosial, meliputi pembangunan dalam bidang pertanian, budaya dan pariwisata. Dalam batasan ini dititik beratkan pembangunan dibidang ekonomi yakni pembangunan dibidang pertanian yang mengacu pada peningkatan kesejahtraan masyarakat bali. Hal ini dapat ditempuh melalui pengelolaan dan sistem irigasi tradisional yakni melalui subak.
Subak sebagai sistem irigasi yang berbasis petani dan merupakan lembaga yang mandiri. Keberadaan subak yang sudah hampir satu milineum sampai sekarang ini mengisyaratkan bahwa subak adalah sebuah lembaga irigasi tradisional yang tangguh dan lestari(Sedana. 2007).
Keberadaan subak dalam masyarakat memegang peranan yang sangat penting. Salah daerah ditabanan masih mempertahankan subak dalam membangun masyarakatnya. Keberadaan dari subak samsam merupakan salah satu peningkatan perekonomian masyarakat samsam. Namun keberadaan eksistensi subak samsam belumlah diketahui.
Berdasarkan masalah tersebut menarik kiranya diangkat sebagai makalah yang berjudul”PERANAN SUBAK DALAM MEMBANGUN PERTANIAN MASYARAKAT SAMSAM”
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apa peranan subak dalam pertanian?
1.2.2. Bagaimana peranan subak dalam membangun pertanian di daerah samsam?
1.3.Tujuan Penulisan
1.3.1. Apa peranan subak dalam pertanian
1.3.2. Bagaimana peran subak dalam membangun pertanian didaerah samsam
1.4. Mamfaat penulisan
1.4.1.Mamfaat Teoritis
Secara teoritis makalah ini bermamfat sebagai acuan dalam menambah referensi atau penjabaran mengenai peranan subak bagi masyarakat samsam.
1.4.2.Mamfaat Praktis
Secara Praktis Makalah ini dapat dijadikan sebuah landasan bagi penelitian berikutnya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Peranan Subak Dalam Pertanian
Perda Propinsi Bali No. 2 Tahun 1972 mendefinisikan subak sebagai masyarakat hukum adat di Bali yang bersifat sosio-agraris-religius yang secara historis didirikan sejak dahulu kala dan berkembang terus sebagai organisasi pengusaha tanah dalam suatu daerah. Kanwil DPU Provinsi Bali (1989) mengemukan subak sebagai organisasi tradisional di Daerah Bali yang didasarkan pada Hukum Adat, serta bersifat otonom untuk mengatur organisasinya, dalam sutu kelompok wilayah hamparan yang bersumber pada sumber air yang sama dengan batas yang jelas.
Subak dipimpin oleh seorang Kelian Subak atau Pekaseh yang mengoordinasi pengelolaan air berdasarkan tata tertib (awig-awig) yang disusun secara egaliter. Saat irigasi berjalan baik, mereka menikmati kecukupan air bersama-sama. Sebaliknya, pada saat air irigasi sangat kecil, mereka akan mendapat air yang terbatas secara bersama-sama. Jadwal tanam dilaksanakan secara ketat. Waktu tanam ditetapkan dalam sebuah kurun tertentu. Umumnya, ditetapkan dalam rentang waktu dua minggu. Petani yang melanggar akan dikenakan sanksi.
Sistem irigasi Subak mempunyai fasilitas fisik yang mirip dengan fasiitas irigasi yang dimiliki oleh system irigasi lain. Protitipe sistem fisik subak antara lain terdiri atas:
·         Empelan (bendungan) yang berfungsi sebagai bangunan pengambilan air dari sumbernya
·         Aungan (terowongan)
·         Telabah (saluran primer)
·         Tembuku Aya (bangunan bagi primer)
·         Telabah Gede (saluran sekunder)
·         Tembuku Gede (saluran bagi sekunder)
·         Telabah Pemaron (saluran tersier)
·         Tembuku Pemaron (bangunan bagi tersier)
·         Telabah Penyahcah (saluran kuarter)
·         Tembuku Penyahcah (bangunan bagi kuarter) terdiri dari penasan untuk sepuluh anggota (kanca)
·         Tembuku Pengalapan (bangunan pemasukan air individual)
·         Talikunda (saluran individual)
·         Subak juga mempunyai beberapa bangunan pelengkap seperti penguras (flushing), pekiuh (over flow) dan petaku (bangunan air terjun). Abangan (talang) juga umum ditemui pada subak. Demikian juga jengkawung (gorong-gorong).
Menurut Panji(2010) Dalam memperoleh penggunaan air yang optimal dan merata, air yang berlebihan dapat dibuang melalui saluran drainasi yang tersedia pada setiap komplek/blok sawah milik petani. Sementara itu, untuk mengatasi masalah kekurangan air yang tidak terduga, mereka melakukannya dengan cara-cara seperti:
1.      Saling pinjam meminjam air irigasi antar anggota subak dalam satu subak, atau antar subak yang sistemnya terkait
2.      Melakukan sistem pelampias, yakni kebijakan untuk memberikan tambahan air untuk lahan sawah yang berada lebih di hilir. Jumlah tambahan air ditentukan dengan kesepakatan bersama,
3.      Melakukan sistem pengurangan porsi air yang harus diberikan pada suatu blok/kompleks sawah milik petani tertentu, bila sawah tersebut telah mendapatkan tirisan air dari suatu kawasan tertentu di sekitarnya.
Jika debit air irigasi sedang kecil, petani anggota subak tidak dibolehkan ke sawah pada malam hari, pengaturan air diserahkan kepada pengurus Subak. Dengan demikian distribusi air berjalan secara adil. Setiap Subak memiliki pura yang dinamakan Pura Uluncarik atau Pura Bedugul yang khusus dibangun oleh para petani untuk memuja Tuhan dalam manifestasinya sebagai dewi kemakmuran dan kesuburan, Dewi Sri.
Sistem irigasi subak pada hakekatnya sudah menyatu dengan kehidupan dan sosio-kultural masyarakat Bali yang umumnya beragama Hindu. Atau dengan kata lain, sistem irigasi subak pada hakekatnya adalah suatu sistem irigasi yang yang berlandaskan pada sosio-kultural masyarakat setempat. Suatu sistem irigasi yang didasarkan atas sosial-kultural masyarakat sering dianggap sebagai sistem irigasi yang sepadan dengan berbagai keunggulannya, karena merupakan sistem irigasi yang kuat, yang pada dasarnya mampu mengetahui dan memecahkan masalahnya sendiri secara mandiri (otonum).
Dalam bahasa ilmu politik, organisasi seperti ini sering disebutkan sebagai organisasi dengan predikat good governance (McGinnis, 1999 dalam Samudera, 1993). Adapun kekuatan yang ada pada sistem irigasi yang berlandaskan sosio-kultural masyarakat, seperti halnya pada sistem subak di Bali adalah karena kemampuannya untuk menyerap teknologi yang berkembang dalam kurun waktu tertentu, dan kemampuannya untuk beradaptasi dengan perkembangan budaya yang ada di lingkungan sekitarnya (Windia, 2002).
Selain peran subak seperti yang dijelaskan diatas subak juga mempunyai peranan dalam pertanian dalam hubungannya dengan instasi pemerintahan. Yakni subak memiliki sebuah organisasi dalam mengatur tata pertanian dan menerapkan kebijakan dalam pertanian. Maka subak membangun organanisasinya yang dapat dilihat pada bagan 1.1.
2.2. Peran Subak Dalam Membangun Pertanian Didaerah Samsam
Sebagai negara agraris yang sudah dikenal pada zaman nenek moyang, yang dicirikan oleh sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani, maka lahan pertanian menjadi andalan utama bagi pembangunan dan kesejahteraan rakyat. Menurut Ejasta (2006) pertanian di Indonesia memegang peranan penting dalam pembangunan khususnya pembangunan daerah pedesaan yang merupakan penyumbang utama dalam pembangunan nasional. Kurang lebih 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Kontribusi utama sektor pertanian terhadap pembangunan nasional selama pembangunan jangka panjang tahap I telah berhasil secara nyata meningkat penyediaan bahan pangan, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta menunjang sektor non pertanian melalui penyediaan bahan baku untuk industri pengolahan (Daniel, 2001). Usaha penyediaan bahan pangan tersebut dicontohkan diderah samsam. Dengan banyaknya masyarakat samsam yang bekerja di sektor pertanian memberikan kontribusi pendapatan penduduk daerah samsam sebagian besar berasal dari pertanian.
Subak sebagai nilai kearifan lokal dijadikan sebagai dasar pendidikan lingkungan bagi para generasi muda yang peduli terhadap lingkungan dengan berbekal pada kearifan lokal, sebagai penjaga identitas keunikan budaya terutama di daerah samsam. Subak didaerah samsam membangun masyarakat pertanian diderah tersebut. Subak didaerah samsam merupakan sistem yang cocok diterapkan dalam masyarakat pertanian didaerah tersebut hal ini menurut Kaler Surata (2003) dalam Juniati  (2010)  Subak memiliki sejumlah nilai yang dapat dijadikan inspirasi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai antara lain:
a)   Otonomi subak merupakan organisasi mandiri yang tidak bergantung atau tidak ditentukan oleh instansi yang lain. Hubungan subak dengan instansi yang lain sebatas koordinatif.
b)   Demokrasi subak dibentuk oleh anggota untuk kesejahteraan krama subak sendiri. Setiap anggota subak memiliki kesempatan yang sama untuk mengajukan pendapat, memilih atau dipilih sebagai pengurus.
Subak memiliki peranan dalam pembangunan  pertanian masyarakkat samsam dalam pelaksanaan berbagai teknologi baru dalam bidang pertanian di lahan basah, seperti intensifikasi pertanian. Peranan subak dalam membangun masyarakat samsam meliputi:
1.         Subak dalam meningkatkan areal sawah yang berpengairan sepanjang tahun.
2.         Subak dalam mempertahankan kesinambungan persediaan bahan makanan,
3.         Dibidang peternakan terutama ternak itik yang dapat memanfaatkan sisa-sisa panen di sawah, yang dikenal dengan sistem kontrak bebeknya, ternak sapi dan kerbau untuk mengolah lahan sehingga ternak tersebut harus dilestarikan dan dipelihara.
4.         Di bidang perikanan, dalam meningkatkan kesempatan kerja, adanya sistem irigasi yang lebih baik menyebabkan luas tanam meningkat sehingga produksi akan meningkat pula.
5.         Mengalokasikan sumberdaya air secara merata.
6.         Mengalokasikan dana pembangunan
7.         Gotong royong dalam hal ini subak mempunyai peranan membina dan mengembangkan kesatuan dan kebersamaan dalam berbagai segi kehidupan suka maupun duka, yang meliputi aspek ekonomi, sosial, agama dan keaamanan.
8.         Perana   subak dalam kegiatan simpan pinjam dan pengadaan sarana produksi, dan
9.         Peranan subak dalam melestarikan nilai budaya bangsa.

















BAB III
PENUTUP
3.1.Simpulan
Subak sebagai organisasi tradisional di Daerah Bali yang didasarkan pada Hukum Adat, serta bersifat otonom untuk mengatur organisasinya, dalam sutu kelompok wilayah hamparan yang bersumber pada sumber air yang sama dengan batas yang jelas. Sistem irigasi subak pada hakekatnya sudah menyatu dengan kehidupan dan sosio-kultural masyarakat Bali yang umumnya beragama Hindu. Atau dengan kata lain, sistem irigasi subak pada hakekatnya adalah suatu sistem irigasi yang yang berlandaskan pada sosio-kultural masyarakat setempat. Suatu sistem irigasi yang didasarkan atas sosial-kultural masyarakat sering dianggap sebagai sistem irigasi yang sepadan dengan berbagai keunggulannya, karena merupakan sistem irigasi yang kuat, yang pada dasarnya mampu mengetahui dan memecahkan masalahnya sendiri secara mandiri (otonum).
Sebagai negara agraris yang sudah dikenal pada zaman nenek moyang, yang dicirikan oleh sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani, maka lahan pertanian menjadi andalan utama bagi pembangunan dan kesejahteraan rakyat. Subak dalam membangun masyarakat daerah samsam merupakan sarana dalam pembangunan masyarakat yang umumnya bergelut dalam pertanian. Subak sangat penting dalam masyarakat samsam disebabkan peran dan nilai subak dapat mengantarkan peningkatan pertanian masyarakat samsam. Subak sebagai nilai kearifan lokal dijadikan sebagai dasar pendidikan lingkungan bagi para generasi muda yang peduli terhadap lingkungan dengan berbekal pada kearifan lokal, sebagai penjaga identitas keunikan budaya pulau Bali.
3.2.Saran
Subak sebagai sistem irigasi pertanian yang sangat penting dalam perannya dalam pembangunan masyarakat bali. sebagai petani, maka lahan pertanian menjadi andalan utama bagi pembangunan dan kesejahteraan rakyat maka subak sebagai sistem pertanian tradisional perlu dijaga kelestrariannya.
DAFTAR PUSTAKA
_____,http://id.wikipedia.org/wiki/Bali
_____,Perda Prov.Bali No.02/PD/DPRD/l972
______,1989. Kanwil DPU Propinsi Bali. Subak. Denpasar.
Arta. Sedana. 2007. Integrasi sosial pada subak multietnik di kabupaten buleleng. Undiksha(Tidak Diterbitkan)
Daniel, Mochar, 2001. Pengantar Ekonomi Pertanian, Jakarta. Bumi Aksara.
Ejasta, K.M., 2006. Evaluasi Lahan pada Formasi Ulakan Untuk Tanaman Palawija di Kabupaten Klungkung, Laporan Penelitian(Undiksha Singaraja).
Firman, Panji.2010.  Subak, Sebuah Tradisi Bali yang Terlupakan diakses di http://matakita.net/post/subak-sebuah-tradisi-bali-yang-terlupakan.html diposkan pada tanggal 21 juni 2010 diakses pada tanggal 22 november 2011
Juniati, Erna. 2010. Peranan Subak Dalam Pengelolaan Pertanian Padi Sawah Di Desa Ngis Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem. Jurusan pendidikan geografi, UNDIKSHA: tidak diterbitkan.
Samudra, N.M. 1993. Lomba Subak sebagai Usaha Pelestarian dan Pengem¬bangan
Windia.2010. Kajian Tata Ruang Dan Pengelolaan Kawasan Subak, Untuk Bali Yang Lebih Baik. Diakses http://balisustain.blogspot.com/2010/08/kajian-tata-ruang-dan-pengelolaan.html diposkan 13 agustus 1010. Diakses pada tanggal 17 November 2011